Hangat mentari masih menyelimuti diri
Rembulan malam, malu-malu menampakkan diri bersama gemintang terang
Desir angin membawakan kisah lama yang masih terus terulang
Bait demi bait, bab demi bab
Ingin menggapainya, tapi tak kunjung jua
Asa berderit menyongsong ragu dalam langkah maju menuju mimpi
Tandusnya kemungkinan tak kunjung mengeringkan harapan
Ragu mengoar saja tak kuacuhkan
Imaji fajar di bukit hijau asrama hijau sempat terlintas di pagi itu
Meninggalkan jejak langkah baru di ranah Minang yang tak pernah ku temu
Mendengar dialek khas itu di seluruh penjuru kampus hijau
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!