Mohon tunggu...
matthew newman
matthew newman Mohon Tunggu... Arsitek - Arsitek

Saya seorang arsitek yang memiliki hobi menulis, fotografi, travelling dan juga dunia psikologi. Untuk kesehatan saya dulu berolahraga martial art tetapi sekarang lebih banyak menekuni yoga. Sebuah kehormatan sekaligus kesenangan bisa berbagi cerita, imajinasi, pemikiran dan pendapat di sini bersama rekan-rekan yang lain. Terima kasih, mari saling berbagi kasih serta cerita yang membangun dan membawa kedewasaan berpikir dan berjiwa besar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Runtuhnya Puzzle Kehidupan dan Maha Karya Agung

20 Juli 2021   10:39 Diperbarui: 20 Juli 2021   10:43 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
RUWETNYA KENYATAAN INDAHKAN TENUNAN HIDUP (foto koleksi pribadi)

Jika kita melihat kabel listrik dan kabel telepon yang ada di sepanjang jalan di Bali bisa dibayangkan betapa rumit dan borosnya pemakaian instalasi yang semestinya bisa jauh lebih efisien. 

Demikian juga dengan kehidupan kita akhir-akhir ini. Selama hampir dua tahun terakhir bisa dibilang rencana-rencana kita yang sebelumnya tertata rapi dan terschedule dengan baik tiba-tiba saja hancur berantakan bagaikan puzzle 10.000 pieces yang runtuh akibat gempa mendadak. 

Keputusan-keputusan pemerintah yang seringkali tiba-tiba saja memblokade rencana kegiatan kita ataupun planning kita akan sesuatu membuat kita merasa tak berdaya.

Sesuatu yang sudah mulai tertata rapi dan terlihat bentuknya, bayangkan kembali puzzle tersebut yang sudah tersusun 6.783 piecesnya tiba-tiba runtuh karena senggolan anak kita yang bermain sepeda di dalam rumah. 

Mau marah juga percuma, mau sedih juga buat apa, mau frustasi juga ngapain? Akhirnya satu-satunya yang bisa kita lakukan ya menyusun kembali puzzle tersebut, dan kenapa tidak menyertakan anak kita yang dulunya mungkin berada jauh di sekolahnya sementara kita di kantor. Tiba-tiba saja kita kembali ke lingkungan keluarga terdekat kita kembali. 

Bahkan mereka yang dulunya merantau jauh dari keluarga banyak yang 'terpaksa' kembali ke kampung halaman dan berkumpul kembali dengan keluarganya meskipun kehilangan pekerjaannya. 

Bukankah itu sesuatu yang baik sebenarnya. Tiba-tiba saja kita diingatkan kembali pada prioritas kita yang semestinya. Urutannya kembali benar dan hakiki.

Semuanya yang sebelumnya terlihat begitu penting seperti deadline sebuah proyek, jatuh tempo pengerjaan pengajuan tender dan segala sesuatu yang dulunya begitu membuat kita frustasi dan tidak bisa tidur sekonyong-konyong menjadi netral dan tidak lagi begitu penting karena semua relaksasi bagaikan sivasana dalam posisi yoga. 

Pihak bank pun tidak berani menekan terlalu keras kepada debitur mengingat kondisi yang memang berdampak langsung pada semua sektor dan berbagai kalangan.

Esensi kehidupan kembali muncul dengan pentingnya kesehatan baik tubuh, mental dan pikiran. Bola kaca yang dulunya sering dilontarkan paling tinggi selama juggling yaitu kesehatan sekarang menjadi prioritas utama. 

Sebelum pandemi ini bisa dibilang kesehatan dan keluarga adalah bola-bola yang kita lemparkan paling tinggi, sementara pekerjaan kita lemparkan dengan aman dan terjaga selalu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun