Mohon tunggu...
Herman Wijaya
Herman Wijaya Mohon Tunggu... profesional -

Penulis Lepas.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Asian Games 2018, Kritikan Jordania, dan Dilema Pencak Silat

8 September 2018   07:42 Diperbarui: 8 September 2018   08:48 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga pencak silat. (Dok. Pribadi)

Pencak silat secara keseluruhan menyediakan 16 medali emas, 14 di antaranya diraih atlet-atlet Indonesia, dua selebihnya diraih atlet-atlet Vietnam.

Jika tidak ada pencak silat, Indonesia hanya mendapatkan 14 mendali emas. Kecerdikan Indonesia sebagai tuan rumah adalah memanfaatkan kesempatan untuk mengusulkan cabang olahraga unggulan, pencak silat.

Lepas dari kecerdikan tuan rumah yang disebut oleh Sekjen JOC Nasser Majali sebagai tidak punya nilai, catatan sebagai peraih posisi keempat dalam Sea Games 2018 tidak bisa dihapuskan.

Kita tidak perlu  tersinggung atas komentar Dewan Olimpiade Jordania atau Iran, walau pun ini perlu menjadi renungan juga, di tengah dominasi ras kuning -- Cina, Jepang, Korea -- kritik / protes malah datang dari sesama negara-negara anggota OKI, di mana Indonesia selama ini selalu menunjukan solidaritas sebagai sesama negara Islam dalam panggung politik dunia, terutama dalam membela Palestina.

Itu perlu menjadi catatan bahwa antara politik internasional dan olahrga memang berbeda.  Komentar itu justru harus menjadi pemicu semangat untuk menjaga peringkat Indonesia pada Asian Games 2022 di Hangzou, China.

Ke depan Indonesia harus bangkit, tidak boleh hanya jago kandang dalam bidang apapun, terutama dalam bidang olahraga. Indonesia tidak boleh lagi menang hanya karena menjadi tuan rumah, menang dalam olahraga menguntungkan tuan rumah. Para atlet pun tidak boleh memiliki mental dan semangat bertanding karena bermain di kandang sendiri, di hadapan supporter yang fanatik.

Tugas itu pasti akan sangat berat, karena bisa saja cabang olahraga pencak silat yang menjadi lumbung medali emas di Asian Games 2018 tidak dipertandingkan lagi. Artinya di atas kertas Indonesia akan kehilangan 14 medali emas di Hangzou nanti, dan posisi Indonesia akan melorot.

Yang pertama bagi Indonesia adalah memperjuangkan pencak silat sebagai cabang olahraga tetap dalam Asian Games. Indonesia harus meyakinkan Dewan Olimpiadi Asia (Oca) bahwa pencak silat adalah olahraga yang patut masuk di Asian Games. Apa bedanya pencak silat dengan karate, yudho, taekwondo, gulat atau wushu. Sama-sama olahraga beladiri.

Indonesia juga harus lebih aktif menperkenalkan pencak silat kepada masyarakat dunia, sebagai sebuah olahraga beladiri.
Sebab selama ini, di Indonesia sendiri pencak silat baru dikenal sebagai teknik beladiri, belum terlalu identik dengan olahraga.

Banyak perguruan tinggi bela diri, aliran-aliran pencak silat di Indonesia masih tertutup, inferior dibandingkan olahraga beladiri impor seperti karate, taekwondo, kungfu, ju jitsu, kempo, thai boxing bahkan capoeira.

Olahraga impor sudah masuk ke tempat-tempat mewah, dan beberapa di antaranya, seperti karate dan taekwondo sudah masuk sekolah-sekolah. Sedangkan pencak silat masih terbatas di sekolah-sekolah tertentu, dan belum masuk tempat mewah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun