Mohon tunggu...
Mateus Hubertus Bheri
Mateus Hubertus Bheri Mohon Tunggu... Penulis - Menulis Itu Seni

Sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Keadilan Hanyalah Ilusi

29 Februari 2020   13:07 Diperbarui: 29 Februari 2020   13:06 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.ikhtisarislami.com

Di saat mata melihat kebenaran, namun lisan berucap kebohongan. Disaat mata menjadi saksi kesalahan, mengapa lisan tak sanggup mengatakan yang sebenarnya.

Lantas, di manakah kebenaran itu bertahta? Dimanakah kejujuran itu bersemayam? Dan dimanakah keadilan itu tersimpan?

Mungkin, semua itu hanyalah fatamorgana, yang tak mampu jadi penegak tonggak kebenaran.

Atau kebenaran itu, cuman sekedar ilusi, yang tak sanggup menjadi penopang kejujuran dan keadilan!

Kini keadilan itu hanyalah setetes air dalam lautan kebohongan atau hanya setitik tinta dalam coretan kenistaan.

Mengapa keadilan itu datang dan pergi begitu saja tanpa ada rasa prihatin dan peduli kepada sesama?

Oww, engkau yang namanya keadilan, namamu hanya hidup dikalangan orang-orang yang punya kuasa dan uang. Sedangkan rakyat jelata yang tak punya apa-apa engkau tinggalkan

Di manakah nuranimu, di manakah simpatikmu kepada orang-orang kecil yang teraniaya?

Kini hanya sebutir dalam gundukan pasir kedustaan. Karena keadilan itu, kini hanyalah sebuah ilusi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun