Di saat mata melihat kebenaran, namun lisan berucap kebohongan. Disaat mata menjadi saksi kesalahan, mengapa lisan tak sanggup mengatakan yang sebenarnya.
Lantas, di manakah kebenaran itu bertahta? Dimanakah kejujuran itu bersemayam? Dan dimanakah keadilan itu tersimpan?
Mungkin, semua itu hanyalah fatamorgana, yang tak mampu jadi penegak tonggak kebenaran.
Atau kebenaran itu, cuman sekedar ilusi, yang tak sanggup menjadi penopang kejujuran dan keadilan!
Kini keadilan itu hanyalah setetes air dalam lautan kebohongan atau hanya setitik tinta dalam coretan kenistaan.
Mengapa keadilan itu datang dan pergi begitu saja tanpa ada rasa prihatin dan peduli kepada sesama?
Oww, engkau yang namanya keadilan, namamu hanya hidup dikalangan orang-orang yang punya kuasa dan uang. Sedangkan rakyat jelata yang tak punya apa-apa engkau tinggalkan
Di manakah nuranimu, di manakah simpatikmu kepada orang-orang kecil yang teraniaya?
Kini hanya sebutir dalam gundukan pasir kedustaan. Karena keadilan itu, kini hanyalah sebuah ilusi.