Mohon tunggu...
Qiu Mattane Lao
Qiu Mattane Lao Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik

Film & literature enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

10 Hari Travelling di Eropa Bag II ( Jakarta - Singapore)

30 Desember 2015   16:22 Diperbarui: 30 Desember 2015   16:23 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Jakarta, aku menginap satu malam di rumah nenekku di Jakarta Timur. Pagi tanggal 21 Mei 2014, aku bersiap untuk perjalanan pertamaku ke luar negeri. Wah, aku semakin tidak sabar, besok aku sudah ada di Eropa. Aku sudah bangun pagi-pagi sekali, mandi, sarapan dan duduk manis menunggu yang lain. Sambil menunggu, aku menyalakan Ipad dan membrowsing Changi Airport, karena sebelum ke Paris, kita harus transit di Changi Airport, tapi Cuma 2 jam. Changi airport itu besar dan luas sekali. Aku jadi makin tidak sabar.

Berbeda dengan penerbangan domestik. Untuk penerbangan internasional, penumpang harus ada di Bandara paling lama 2 jam sebelum keberangkatan. Aku akan berangkat naik Singapore Airlines jam 7 malam. Singapore Airlines itu ternya ta setalah aku browsing adalah pesawat best ekonomi class lho. Wah, pas sekali. Aku akan naik yang ekonomi classnya. Yes! Beruntung sekali aku diajak ke Eropa. Jam 3.30 sore aku berangkat ke Bandara dengan menumpang taksi Silver Bird. Jam 4 aku sudah sampai di Cengkareng lalu turun di terminal 2D keberangkatan Internasional.
[caption caption="Dalam Silver Bird menuju Bandara"][/caption]

Proses keberangkatan Internasional, beda dengan penerbangan domestik yang biasa aku lakukan. Di sini aku harus menyerahkan paspor dan tiket pesawat. Antriannya panjang sekali. Terus airport tax-nya juga lebih mahal. Kalau biasanya aku cuma bayar 40 ribu. Sekarang aku harus bayar 150 ribu. Untung saja, aku dibayarin. Thanks god. Bagasiku ditimbang dan dimasukkan ke dalam pesawat. Terus tante petugas memberikan aku boarding pass dan kartu imigrasi. Kartu imigrasinya ada dua, Departure dan Arrival. Setelah keduanya diisi, aku selipkan di dalam paspor. Waktu akan naik ke pesawat, om petugas bandara merobek bagian departure. Yang arrival disimpan, karena nanti harus ditunjukkan waktu kembali ke Indonesia. Kalau tidak, ungkin aku akan ditahan dan tidak bisa lewat.

Jam 7 malam aku masuk ke pesawat. Ya ampun, seumur hidup baru kali ini aku naik pesawat sebagus ini. Bangkunya lega, nggak sempit seperti bangku pesawat Lion Air, Batavia, Adam Air atau Sriwijaya yang biasa aku tumpangi. Padahal ini kelas ekonomi. Kalau kelas bisnis yang ada di depanku, leganya hampir sama seperti bangku bis Kurnia seat 2-1. Waktu aku menemukan tempat dudukku. Di sana sudah ada selimut dan bantal. Di depanku juga ada layar TV-nya. Mirip seperti kabin pesawat Garuda dalam foto yang pernah ditunjukkan ayahku.

Di situ, sudah tersedia film-film yang akan keluar di Indonesia nanti. Di situ ada film kartun untuk anak-anak, orang dewasa, remaja dan lain. Di sana juga sudah tersedia game-game menarik yang bisa kita mainkan di perjalanan. Kakak pramugari di Singapore Airlines cantik-cantik, baik juga ramah. Lebih ramah dibanding tante-tante pramugari di Lion Air, bahkan ada yang menanyakan namaku. Begitu aku masuk dalam pesawat, kakak pramugari itu langsung memberikan aku dan sepupuku mainan yang menarik,dan kalau di indonesia harganya mahal sekali. Kakak pramugari Singapore Airlines kebanyakan orang Melayu. Padahal kata ayahku penduduk Singapura kebanyakan orang Cina. Waktu pesawat mulai berjalan, bersiap-siap untuk take off. Seorang kakak Pramugari datang membagikan handuk basah yang hangat untuk lap muka.

Ketika sudah duduk nyaman dan memasang seat belt, aku langsung saja menyalakan film Frozen , karena aku suka lagu-lagunya. Aku mendengarkannya pakai head set. Cuma acara nontonku terhenti beberapa kali. Karena waktu sepupuku yang duduk di sebelahku tidak sengaja memencet tombol power untuk mematikan film yang ada pegangan kursiku.

Waktu pesawat sudah terbang dengan stabil. Tante-tante pramugari datang lagi untuk membagikan makanan. Aku diberi smashed potato dan ikan. Katanya namanya Fish and Chips. Kakak pramugari juga memberiku mainan, puzzle kartu yang bisa dibawa pulang. Makanannya enak sekali. Rasanya seperti makan di restoran yang harganya biasanya mahal.

Ketika aku sedang asyik menonton film Frozen. Gambar di layar TV tiba-tiba berubah menampilkan gambar pilot dan kemudian gambar kakak pramugari yang tadi memberikanku makanan. Meminta penumpang memakai seat belt kembali, menegakkan sandaran kursi dan membuka jendela, menggunakan dua bahasa. Bahasa Inggris dan bahasa Cina yang sedikit aku mengerti, berkat pelajaran bahas Mandarin di sekolahku. Aku nggak sadar, ternyata pesawat sudah mau landing. Penerbangan dari Jakarta ke Singapura selama 2 Jam segera berakhir. Padahal film yang kutonton belum sampai setengahnya. Akhirnya aku sampai juga di luar negeri. Booyah, baby!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun