Kultur budaya Indonesia sangat menjunjung tinggi adab dalam menuntut ilmu. Aneh rasanya jika hari ini kita melihat pola pendidikan malah mendisreditkan para pendidik.Â
Apakah ada yang salah dengan pendidikan hari ini?
Para guru disibukkan oleh hal-hal yang bersifat administratif. Mulai dari menyusun perencanaan pembelajaran, rapat guru, pelaporan, Â sampai pelatihan yang tak kunjung berakhir.Â
Dalam kondisi kelelahan, guru masih 'dituntut' untuk membetulkan perilaku siswa. Sebagian guru bahkan kehilangan waktu mendidik anak mereka sendiri di rumah.Â
Adab menuntut ilmu penting untuk diajarkan pada murid. Dalam hal ini, peran orang tua lebih mendominasi. Anak besar dalam pelukan orang tua dan seharusnya mendapat contoh berperilaku yang benar dari dalam rumah.Â
Sangat lucu jadinya saat orang tua membenarkan tindakan atau perilaku buruk anak yang dilakukan di institusi pendidikan. Lebih lucunya lagi, guru dilaporkan ke pihak berwajib untuk diproses lebih lanjut.Â
Jika demikian, kenapa tidak orang tua saja yang mendidik anaknya di rumah kalau tidak mau diatur guru?
Saya beberapa kali menemukan siswa sekolah yang nongkrong di warung kelontong sambil merokok. Tepat di sebelahnya berdiri sebuah pustaka mini tempat anak-anak berkunjung.
Beberapa siswa sekolah malah duduk di teras pustaka untuk merokok tanpa rasa berdosa. Padahal, asap yang mereka keluarkan berbahaya untuk anak-anak. Tak terhitung teguran melayang ke wajah mereka, tapi seakan tidak dihiraukan.Â
Guru-guru di sekolah berulang kali mengingatkan agar tidak merokok. Hasilnya, mereka tetap mempertahankan bakat minat sebagai perokok sejati. Bagamana dengan orang tua mereka di rumah? boleh jadi hanya menjadi penonton atau mungkin perokok aktif.Â
Ya, buah tidak jatuh jauh dari pohon! Setidaknya, itulah peribahasa yang layak disandingkan untuk menggambarkan perilaku buruk siswa di sekolah. Guru kerapkali menjadi korban pendisiplinan perilaku buruk siswa.Â