Bahasa informal jauh lebih efektif digunakan oleh anak usia remaja. Bukan hanya sebagai media komunikasi, tapi juga penghubung antar kelompok tertentu dalam lingkup pertemanan.Â
Dalam kajian literatur, pengaruh ucapan buruk tidak hanya berefek pada level bahasa. Pada bagian otak, stimulus kata negatif menimbulkan efek di bagian otak yang berfungsi sebagai pusat perekam emosi.Â
" it has been hypothesised that swearing taps into an ancient and emotional set of response structures, akin to those involved in recognising and responding to threats (Pinker, 2007, Bowers et al., 2011)"
Kata atau frasa anjir tidak boleh dipandang sebagai fenomena biasa. Beberapa studi mengenai penggunaan kata negatif menunjukkan pengaruh buruk pada bagian otak yang disebut amygdala.Â
Bagian otak ini merekam emosi secara otomatis. Pada individu dan kelompok yang aktif menggunakan kata anjir, intensitas emosi negatif mudah terbentuk di kalangan mereka.
Sebuah jurnal berjudul "The power of swearing: What we know and what we don't"Â memaparkan efek kata-kata negatif pada pemicu emosi. Kata atau frasa negatif lebih mudah meningkatkan emosi seseorang. [baca disini].
Studi terdahulu yang dilakukan Sulpizio dkk berjudul "Are you really cursing? Neural processing of taboo words in native and foreign language"Â dalam jurnal Brain and Language pada tahun 2019 menunjukkan bahwa kata negatif jauh lebih cepat diproses oleh otak, sehingga sulit dihapus di kemudian hari.
Oleh karenanya, penggunaan kata anjir di ruang publik semestinya difilter. Pemakaian istilah negatif oleh anak usia sekolah patut dimaknai sebagai sebuah gerbang kerusakan moral.
Fungsi Orang Tua dan Masyarakat
Orang tua sebaiknya bersikap proaktif dalam hal menfilter ucapan anak. Kata dan frasa negatif tidak semestinya beredar dalam rumah.Â
Penggunaan kata anjir relatif mudah merebak melalui jaringan pertemanan. Untuk itu, fungsi orang tua adalah membentengi anak dari teman-teman toxic pembawa virus anjir.Â
Bahasa merebak lebih luas dan cepat melalui lisan. Ucapan yang sering didengar otomatis disimpan otak pada tempat khusus. Apalagi ketika kata yang dipakai terholong sebagai sebuah identitas kelompok.Â
Orang tua tidak boleh lengah memantau kosakata anak-anak. Selain lisan, cek isi pesan pertemanan dalam ruang media sosial semisal WA, IG, FB dan aplikasi lainnya.Â