Mengunjungi Toko Buku Lokal di Tengah Meredupnya Literasi

Di tengah panasnya kota Banda Aceh dengan suhu rata-rata 34 C, saya menuju sebuah toko buku lokal bernama Zikra untuk meredam suhu tubuh. Saya dan anak mengelilingi rak buku sambil melihat-lihat berbagai jenis buku.

Toko buku Zikra termasuk toko buku yang paling lama bertahan di tengah gempuran buku soft copy berbentuk PDF. Walaupun koleksi buku disini tidak sebanyak Gramedia, namun lokasinya ada di pusat kota.

Sebuah buku berjudul Make Time menarik perhatian. Ditulis oleh Jake Knapp dan Jogn Zeratsky, buku ini memberi tips penting tentang fokus pada hal-hal penting. 

Baca juga: Book Cafes, Adaptasi Budaya Literasi dan Transformasi Wajah Toko Buku

Gempuran distraksi berasal dari notifikasi media sosial menjadi penghalang utama fokus. Akibatnya, anak-anak usia sekolah mengalami sulit fokus ketika belajar. 

Foto halaman pendahuluan buku | foto oleh Masykur

Buku Make Time sangat cocok dibaca oleh orang tua. Khususnya orang tua yang sengaja memberikan smartphone kepada anak. Buku ini membahas detail efek fokus pada hal-hal penting dalam keseharian. 

Jika anda orang tua yang sayang pada anak, belilah buku ini sebelum otak anak dikuasai oleh notifikasi yang merusak pola kerja otak. 

Baca juga: Toko Buku Tutup, Apakah Karena Minat Baca Berkurang?

Foto by Masykur

Buku kedua yang menarik pandangan saya adalah Sepasang Sepatu Tua oleh Sapardi. Isi buku ini terdiri dari beberapa cerita pendek yang cukup menarik. Ada pesan kehidupan di dalamnya, membahas sisi lain benda dalam karakter AKU.

Jumlah halaman hanya 120. Termasuk ringan dibaca dalam sekali duduk. Buku ini karya ke 47 penulis. Film Hujan Bulan Juni menjadi karya fenomenal yang diangkat ke layar lebar pada 2017. Ya, menarik untuk dibaca di sela-sela kesibukan.