Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Dunia Pendidikan Indonesia: Administrasi, Gengsi, dan Sertifikasi

3 Mei 2024   10:54 Diperbarui: 8 Mei 2024   11:15 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Mengejar sertifikasi. (Sumber: KOMPAS/SUPRIYANTO)

Makanya, berbagai pelatihan dikejar demi sertifikat. Sertifikat membuka jalan sertifikasi. Akhirnya, sulit membedakan antara guru berkualitas dan guru bersertifikat.

Syarat administrasi kerapkala mudah untuk dimanipulasi dan disalahgunakan. Cukup hadir di seminar atau workshop dan cantumkan nama di sertifikat. 

Alhasil, Tujuan dari sebuah seminar lari dari kodratnya. Guru lebih tertarik mengejar sertifikat daripada ilmu yang didapat. Makanya, ada istilah certificate teacher, sebutan plesetan atas certified teacher. 

Ya, begitulah faktanya. Dosen-dosen pun harus mengejar akreditasi dengan publikasi yang diakui. Tak jarang, ada yang sekedar mencantumkan nama untuk sebuah syarat administrasi.

Sebagaimana hukum ekonomi, supply and demand. Muncullah jurnal abal-abal sampai joki penulisan karya ilmiah untuk jurnal bereputasi. 

Banyak yang mencari jalan pintas dan membenarkan cara tersebut. Alih-alih memberi contoh tauladan untuk mahasiswa, beban administratif seringkali membutakan akal sehat.


Lantas, dengan biaya kuliah yang semakin tinggi, apakah orang tua mampu menyekolahkan anak sampai perguruan tinggi. Disisi lain, kampus-kampus di luar negeri banyak yang menawarkan beasiswa.

Mungkinkan kedepan anak negeri lebih memilih kuliah di luar negeri karena kualitas lebih terjamin?

Who knows!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun