Ramadan bukan hanya bulan penuh rahmat namun juga kemuliaan. Muslim sejati adalah mereka yang bisa memaknai ramadan secara luas. Bulan ramadan hendaknya dipahami sebagai bulan berbagi antar sesama.Â
Islam mengajarkan banyak pelajaran dalam hidup. Ramadan sebagai penghulu bulan memberi makna tersendiri bagi kaum muslimin. Selain ampunan yang Allah Janjikan padan bulan mulia ini, kaum muslimin sejatinya mampu memaknai ramadan sebagai bulan berbagi.Â
Menahan lapar dan minum tidaklah mudah. Bahkan, di negara seperti Norwegia yang masuk kawasan Skandinavia, umat muslim disana harus berpuasa 20 jam.
Indonesia termasuk negara yang beruntung. Kita tidak harus mengikuti musim untuk menentukan lamanya jam berpuasa. Ya, total waktu berpuasa selama 12 jam masih masuk katagori wajar dibanding negara seperti Inggris dan Sebagian Eropa yang rata-rata berpuasa selama 18 jam.Â
Menahan Lapar untuk Berempati
Di berbagai belahan dunia, mereka yang kurang beruntung harus 'berpuasa'. Puasa yang mereka lakukan bukan di bulan ramadan, tapi bisa jadi setiap hari.Â
Ambil contoh beberapa negara bagian Afrika yang mengalami krisis pangan dan air. Betapa memilukan nasib mereka yang harus menahan lapar dan haus dalam cuaca yang begitu panas berhari-hari.
Menahan lapar dan dahaga di bulan ramadan adalah bagian dari bagaimana umat muslim berempati ke sesama. Dalam konteks yang lebih luas, ramadan mengajarkan kita tentang kesederhanaan dalam hidup.
Hidup seorang muslim tidak terfokus pada dirinya saja. Islam mengajarkan mencintai antar sesama muslim, memberikan harta terbaik mereka untuk saudara-saudara semuslim.Â
Bahkan, belum dikatakan beriman dengan seutuhnya jika belum mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.Â