Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Memaknai Ramadan sebagai Bulan Saling Berbagi

1 April 2023   17:58 Diperbarui: 1 April 2023   18:01 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Limbah makanan|freepik.com

Ramadan bukan hanya bulan penuh rahmat namun juga kemuliaan. Muslim sejati adalah mereka yang bisa memaknai ramadan secara luas. Bulan ramadan hendaknya dipahami sebagai bulan berbagi antar sesama. 

Islam mengajarkan banyak pelajaran dalam hidup. Ramadan sebagai penghulu bulan memberi makna tersendiri bagi kaum muslimin. Selain ampunan yang Allah Janjikan padan bulan mulia ini, kaum muslimin sejatinya mampu memaknai ramadan sebagai bulan berbagi. 

Menahan lapar dan minum tidaklah mudah. Bahkan, di negara seperti Norwegia yang masuk kawasan Skandinavia, umat muslim disana harus berpuasa 20 jam.

Indonesia termasuk negara yang beruntung. Kita tidak harus mengikuti musim untuk menentukan lamanya jam berpuasa. Ya, total waktu berpuasa selama 12 jam masih masuk katagori wajar dibanding negara seperti Inggris dan Sebagian Eropa yang rata-rata berpuasa selama 18 jam. 

Menahan Lapar untuk Berempati


Di berbagai belahan dunia, mereka yang kurang beruntung harus 'berpuasa'. Puasa yang mereka lakukan bukan di bulan ramadan, tapi bisa jadi setiap hari. 

Ambil contoh beberapa negara bagian Afrika yang mengalami krisis pangan dan air. Betapa memilukan nasib mereka yang harus menahan lapar dan haus dalam cuaca yang begitu panas berhari-hari.

Menahan lapar dan dahaga di bulan ramadan adalah bagian dari bagaimana umat muslim berempati ke sesama. Dalam konteks yang lebih luas, ramadan mengajarkan kita tentang kesederhanaan dalam hidup.

Hidup seorang muslim tidak terfokus pada dirinya saja. Islam mengajarkan mencintai antar sesama muslim, memberikan harta terbaik mereka untuk saudara-saudara semuslim. 

Bahkan, belum dikatakan beriman dengan seutuhnya jika belum mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. 

Memaknai arti lapar yaitu dengan berbagi. Dalam setiap harta kaum muslimin, ada hak saudara-saudaranya yang tidak mampu. Makanya, memberi makanan berbuka bagi orang lain pahalanya besar sekali. 

Di bulan puasa, banyak dari mereka yang kurang beruntung. Apalagi sejak Covid melanda, ada banyak PHK besar-besaran yang dilakukan perusahaan. 

Efeknya, banyak keluarga yang sudah duluan 'berpuasa' untuk menahan lapar. Tentu saja, tidak ada yang mengharapkan keadaan seperti ini. Ujian hidup bisa datang pada siapa saja. 

Di bulan ramadan, banyak umat muslim yang mendapat ujian. Oleh karenanya, momen ramadan hendaknya digunakan untuk saling berbagi antar sesama. 

Mereka yang memiliki harta berlebih, bersedekahlah untuk para fakir miskin. Bagi yang memiliki pendapatan tinggi, ada baiknya untuk berbagi kepada anak-anak yatim di sekitar kita.

Menahan lapar dan dahaga dalam bulan ramadan akan lebih berkmana jika disertai dengan sebuah refleksi. Misalnya, saat kita merasakan lapar dan haus,  bayangkan nasib orang lain yang harus menahan lapar karena tidak memiliki uang. 

Daripada hanya sekedar berpikir makanan dan minuman berbuka, cobalah untuk merenungkan nasib saudara-saudara kita yang kurang beruntung. Alangkah lebih baik lagi jika kita mau menyumbangkan sebagian makanan kita untuk orang miskin. 

Tidak Menyia nyiakan Makanan

Berdasarkan data dari Bappenas, terdapat 23-48 juta ton limbah makanan yang terbuang setiap tahunnya. Data ini merujuk dari 2000-2019. [Baca disini]

Jumlah ini tentunya bukan angka kecil jika kita merefleksi pada total rakyat miskin saat ini. Dampak yang lebih luas juga menjalar pada kesenjangan ekonomi. 

Bulan ramadan merupakan bulan yang paling tepat untuk merefleksi cara kita makan dan minum. Sejauh mana sisa makanan yang terbuang sia-sia hanya karena menuruti nafsu semata?

Secara global, ada 1/3 makanan yang terbuang setiap tahunnya. Buruknya lagi, 1/3 kehilangan terjadi pada proses produksi makanan. Artinya, perusahaan yang memproduksi makanan berkontrobusi sangat besar pada limbah makanan. [Baca disini].

Jika diuangkan, kita bisa mendapat angka 3 Trilyun Rupiah. Itulah jumlah sisa makanan yang berakhir pada tempat sampah di seluruh dunia. Bukankah angka yang sangat mubazir?

Dengan menahan lapar di bulan puasa, umat muslim hendaknya tidak membuang-buang makanan. Ramadan mengajarkan kita arti hidup secara sederhana dan tidak makan berlebih.

Data World Bank pada tahun 2022 memaparkan bahwa ada 648 juta jiwa penduduk dunia hidup dalam kemiskinan.  Angka ini setara dengan 8% populasi dunia. [Baca disini]

Padahal, dengan menyederhanakan hidup dan tidak makan berlebihan, maka masalah kemiskinan ini bisa dihilangkan dengan cepat. Intinya, pola hidup penduduk dunia saat ini sangatlah mubazir. 

Lantas, apa yang bisa kita lakukan pada bulan ramadan ini? paling tidak, dalam bulan yang penuh berkah ini, mari kita merefleksi kembali cara kita mengkonsumsi makanan. Apakah kita termasuk golongan yang makan berlebihan?

Jika iya, jadikan ramadan sebagai sarana memperbaiki diri. Belilah apa yang dibutuhkan dan konsumsi makanan secukupnya saja. Dengan cara makan yang tidak berlebih, kita bisa lebih sehat dan secara tidak langsung mengurangi angka kemiskinan di dunia. 

Indonesia mempunyai jumlah muslim terbesar, yaitu 230 juta melebihi muslim Pakistan dengan populasi muslim 200 juta. Artinya, dengan tidak menyia nyiakan makanan, umat muslim dapat memberi dampak positif bagi ekonomi dunia.

Semoga saja bulan ramadan memberikan makna yang mendalam bukan hanya pada umat muslim, namun juga bagi seluruh penduduk dunia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun