Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Self-regulation, Peran Aktif Orangtua Mengajarkan Anak Cara Mengontrol Emosi

6 Desember 2022   21:55 Diperbarui: 8 Desember 2022   03:31 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak marah. www.freepik.com

Kalau rumah dibangun dengan bahan bermutu jelek, terlepas sebagus apapun rancangan gambar arsitek, maka kualitas rumah akan bermutu buruk.

Nah, otak seorang anak sangat ditentukan oleh 'bahan' apa yang dipakai untuk membentuk rangkaian input di dalamnya. Walaupun anak lahir dari kedua orangtua berbobot, jika lingkungannya negatif maka kualitas anak akan buruk.

Pada fase perkembangan otak, ada tahapan umur yang lebih dominan membentuk kemampuan pada otak yang disebut dengan sensitive periods/critical periods.

Fase 0-2 tahun dipercaya oleh ilmuan sebagai masa critical periods, dimana kemampuan visual dan auditory terbentuk kuat. Artinya, jika anak tidak cukup mendengar atau melihat pada masa ini, maka ada kemungkinan melemahnya kemampuan melihat dan mendengar pada fase umur selanjutnya.

Lalu, apa kaitannya dengan self-regulation?

Menariknya, otak manusia memiliki dua sistem saraf yang berbeda ketika berhubungan dengan kemampuan mengontrol emosi. Pertama, Sympathetic nervous system dan satunya lagi disebut Parasympathetic nervous system.

Apa yang membuat keduanya berbeda?

Sympathetic nervous system sudah lebih dulu terbentuk jauh sebelum bayi terlahir. Ini bermakna bahwa menangis merupakan bagian dari komunikasi anak untuk memberitahu orangtua akan sesuatu yang mereka anggap penting.

Misalnya, saat anak merasa tidak tenang, butuh sesuatu atau merasa dalam bahaya, cara terbaik adalah menangis. Sympathetic nervous system juga berperan penting dalam aktivasi detak jantung lebih cepat dari normal.

Simpelnya, anggaplah Sympathetic nervous system seperti fungsi gas pada mobil. Semakin ditekan maka semakin cepat mobil melaju, akan tetapi tanpa rem yang baik, mobil bisa saja menabrak apapun. 

Parasympathetic nervous system inilah yang berfungsi sebagai rem saat Sympathetic nervous system melaju kencang. Ketika anak tidak diajarkan untuk untuk mengontrol Sympathetic nervous system, otak mereka akan sulit mengontrol anggota tubuh untuk menanggapi sebuah tindakan yang berlebihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun