Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perjalanan Gadis Desa Menuju Kota

6 Juli 2022   18:31 Diperbarui: 6 Juli 2022   18:32 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pedesaan dan sungai https://www.gotravelly.com/

Ada dua sungai indah yang segera mereka lintasi. Setidaknya Kia kini bisa menikmati sedikit keindangan pedesaan yang belum perah ia rasakan.

Mobil mulai melewati area sungai yang dialiri air sangat jernih. Terlihat banyak ikan yang sedang melompat di tengah sungai. Seluruh tepi sungai ditumbuhi bunga berbagai warna, layaknya pemandangan sungai di pedesaan Swiss.

"apakah di kota juga seindah sungai ini" Kia mulai terdengar menikmati perjalanannya. Foto kedua adiknya kini tak lagi dipegangnya.

"hmmm, tidak! kamu tidak akan melihat sungai seindah ini di kota" jawab Zian singkat.

Kia mulai penasaran dan membayangkan bagaimana suasana kota yang akan segera ia lihat. Di sudut sungai terlihat beberapa pohon apel dan ladang anggur dengan buah melimpah. 

Kini mereka memasuki sungai kedua, pertanda batas akhir desa akan segera mereka akhiri. Beberapa rumah penduduk mulai terlihat jelas. Area perkebunan pun mulai menghiasi sudut desa.

"lihat itu", Zian menunjuki sebuah bangunan tinggi yang terlihat samar dari kaca mobil. "setengah jam lagi kita akan segera memasuki kota" lajut Zian.

Kia yang sedang memandangi perkebunan mulai keheranan. Tak perah sekalipun membayangkan bangunan tinggu seperti itu di benaknya. Rumahnya saja masih beralaskan tanah di desa.

Tanpa terasa, sebuah lambang kota mulai terlihat jelas dengan ucapan selamat datang. Pertanda dalam 30 menit lagi mereka akan meghirup udara yang tidak segar lagi. 

Bersambung.....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun