Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Kurikulum Darurat saat Pandemi

29 September 2021   10:06 Diperbarui: 29 September 2021   10:55 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: www.ishn.com

Pemerintah perlu berpikir sedikit smart, dengan cara menyederhanakan bahan ajar. Ini bisa membuat guru lebih terfokus dan terarah kepada materi yang perlu diajarkan. 

Penyederhanaan materi juga sangat penting guna meringankan beban psikologis anak yang harus belajar melalui laptop. Ini bukan sesuatu yang mudah. Kemampuan fokus melalui tatap muka sangat berbeda dengan tatap layar. Jadi, ini perlu dikaji dan dipikirkan.

Guru sebagai pemegang tombak perlu mendapatkan support secara emosional juga. Jangan guru malah disuruh tenggalam tanpa kemampuan berenang. Banyak guru yang sangat kewalahan mengajar secara dari karena memang TIDAK SIAP.

Wajar saja guru merasa terbebani karena mereka tidak dilatih atau dipersiapkan untuk mengajar tatap layar. Makanya, pemerintah perlu menyiapkan kurukulum darurat yang bisa dipakai kapan saja saat musibah datang.

Ibaratnya kondisi perang, tentara dan polisi mungkin siap tempur karena memang mereka sudah terlatih. kalau rakyat sipil disuruh berperang bagamina jadinya. 

Intinya, pemerintah harus berpikir 10 tahun kedepan, bukan 10 hari kedepan. Kalau seperti ini guru tidak bisa mengajar secara baik karena memang mereka tidak bisa memakai 'alat perang'. Jadi, output pembelajaran jelas tidak maksimal.

Dalam kondisi pandemi, beban mengajar harus dikurangi dengan GOAL bahan ajar yang terlebih dahulu dirampingkan. Fokus materi juga harus pada hal-hal penting saja. Yang tidak relevan itu langsung dibuang saja. Untuk apa materi banyak, hasil nihil.

Nah, proses belajar tatap muka yang sebenarnya harus dibenah. Kalau sebelumnya dalam kondisi normal sekolah setiap hari, cukup buat 3 hari saja dengan jumlah siswa lebih sedikit. 

Atau solusi lain, siswa belajar daring cukup 30 menit saja dan sisanya disekolah. Intinya, proses tatap muka tetap harus jalan namun disesuaikan. Siswa perkelas diperkecil, jam belajar juga dirubah. 

Project-based Learning

Rasanya saat keadaan seperti ini kurikulum  bisa diarahkan ke project-based. Artinya, proses pembelajaran mengarah ke mengerjakan hal-hal yang lebih produktif. Tentu disesuaikan dengan mata pelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun