"Liat tu anak tetangga, rajin bantu, bukan kayak kamu tidur aja."
Pernah atau tidak mendengar ucapan seperti di atas"? Atau kita sebagai orangtua memang sudah sering berkata seperti itu? Ayo ngaku aja? hehe
Otak manusia memiliki sistem yang disebut selective filtering yang dikontrol oleh bagian otak bernama Thelamus. Dibagian ini informasi otak dipilih dan dipilah untuk disimpan. Menariknya, informasi yang melibatkan emosi tersimpan lebih baik di otak.
Ini menjadi alasan kenapa ucapan yang dikeluarkan orangtua kepada anak saat senang dan marah akan membekas lama dan sulit dihapus didalam otak.
Dengan ucapan negatif seperti "kamu memang anak malas", "kerjaan tidur aja", "itu aja ga bisa" akan mengirim sinyal kedalam otak anak bahwa kata-kata itu benar. Semakin sering didengar maka semakin kuat melekat didalam otak.
Lama kelamaan anak akan mewarisi kepribadian seperti ucapan yang sering didengar. Akhirnya, anak akan sering bermalas-malasan dan tidak bisa melakukan apa yang diminta orangtua.
Sebaliknya, jika orangtua sering berkata "kamu memang anak paling baik", "kamu anak rajin yang suka membantu", "kamu pasti bisa asal mau coba", maka anak akan menyerap kata-kata tersebut dan kepribadiaannya akan rajin dan tidak gampang menyerah.
Ya, memang keliatannya sederhana! hanya kata-kata tapi memiliki efek berbeda pada kepribadian anak.
Bagaimana Sebaiknya Orangtua Mengajarkan Cara Mengelola Pikiran pada Anak
Sekarang kita kembali ke tema tulisan diawal. Sebagai orangtua yang baik, bijaklah ketika mengeluarkan kata-kata dari mulut. Sebelum mengajari anak terlebih dahulu kenali diri sendiri.