Mohon tunggu...
Maswati Amatillah
Maswati Amatillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Darussalam Gontor

hobby membaca dan menonton video-video inspirasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Kepiawaian Negosiasi Nabi Musa dengan Fir'aun"

23 September 2022   13:28 Diperbarui: 23 September 2022   14:02 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam diplomasi konvensional lebih cebderung melakukan sesuatu dengan pasif dan memandang orang lain dengan penuh curiga. Orang yang beriman dan benar-benar memiliki kepribadian muslim ridak boleh menyembunyikan sebuah kebenaran dan berkompromi dengan kejahatan. Saat melakukan negosiasi dia harus memperlakukan orang atau kelompok utusan dengan baik dan bijaksana.

Seorang muslim harus berbicara dengan lemah lembut dalam kondisi dan situasi apapun, saat beradu argumentasi dengan lawan, saat berbicara dengan kawan, ataupun sedang berhadapan dengan musush. Dimanapun berada tidak boleh ada rasa ketidaksabaran dan menggunakan Bahasa yang kasar.

Negosiasi yang dilakukan antara Nabi Musa dan Fir'aun memberikan kita inspirasi bahwa bagaimanapun situasi dan kondisi yang sedang kita hadapi kita harus tetap sabar apalagi menghadapi orang yang hanya mau menang sendiri. Nabi Musa dan saudaranya nabi Harun diutus kepada fir'aun dan diperintahakn untuk berbicara lemah lembut sebagaimana firmanya :

"pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut." (QS. Thaha 20:49)

Al-Qur'an secara sepintas merekam pembicaraan antara nabi Musa dan Fir'aun. Ketika nabi Musa pertama kali menyampaikan risalahnya, Fir'aun mengajukan pertanyaan untuk pertama kalinya yaitu :

"Maka siapakah Tuhanmu berdua, hai Musa?" (QS. Thaha 20:49)

Pertanyaan yang diajukan oleh Fir'aun ini mengandung implikasi yang sangat berbahaya dan memerlukan jawaban yang tepat dalam situasi yang sedang memanas. Nabi Musa memilih jawaban yang sangat singkat dan jelas sehingga langsung pada sasaranya, jawaban tersebut bukan hanya sekedar klaim namun disertai argument-argument mematikan dan menguatkan apa yang disampaikanya. Nabi Musa berkata kepada Fir'aun,

"Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadianya, kemudian memberinya petunjuk."(QS. Thaha 20:50)

Dengan jawaban yang diberikan nabi Musa yang tepat sasaran ini tidaklah membuat Fir'aun mengerti dan menyatakan akan beriman, Fir'aun masih tetap pada pendirianya bahkan ia ingin menjebak nabi Musa dan melibatkanya dalam diskusi dan perdebatan yang panjang. Nabi Musa ingat perintah tuhanya bahwa ia harus berbicara lemah lembut, maka ia menjawab semua pertanyaan Fir'aun dengan penuh lemah lembut tanpa mengorbankan spirit misi kebenaran yang dibawanya.selain itu ia mampu menyelesaikan semua kontroversi hanya dalam satu kata yang sangat singkat, ia menguraikan masalah dengan cara mengedepankan semua realitas yang tidak mungkin untuk dibantah. Dari semua kesabaran dan kecrmatan nabi Musa inilah ia dapat memenangkan perdebatan dengan Fir'aun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun