Aku hanya tertawa hambar. Setelah dia pergi, aku menatap layar lama-lama. Dalam hati, aku mulai ragu novel itu mungkin takkan pernah selesai.
Beberapa minggu kemudian, file Pelaut di Tengah Badai masih ada di laptopku. Ukurannya hanya 3 KB---berisi outline yang entah kapan akan kuisi.
Dan setiap kali membuka folder itu, aku menatapnya lama... sebelum menutupnya lagi, seperti orang yang takut membuka kotak rahasia yang belum siap ia hadapi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI