- semakin banyak kamu belajar akan semakin sadarlah betapa sedikitnya yang kamu ketahui.
- melatih kesabaran dengan main game jigsaw puzzle.
- admin blog https://umarkayam.wordpress.com/
Lukisan ini memberi pelajaran kepada kita untuk tidak gampang mengumbar dan menyebar gossip, apalagi buat orang yang sudah cukup berumur alias sudah tua. Lihatlah ada 15 orang tua sedang ‘ngegosip’. Dari mana ujung dan berakhir di mana gossip tersebut, pasti akan membuat Anda terpingkal-pingkal.
The Gossips (sumber dr culturalist.com)
Jika ada pembaca setia majalah remaja “HAI” terbitan awal tahun ’80-an, mungkin pernah melihat lukisan seperti di atas. Ya, lukisan di atas pernah di-repro oleh Rahardjo (hard),illustrator majalah “HAI” dan dijadikan cover majalah tersebut. Bedanya terletak pada tukang gosipnya. Jika lukisan di atas tukang gosipnya para orangtua, di lukisan Rahardjo tukang gosipnya adalah si Kiki Kribo dan komplotannya (tokoh dalam cerita karangan Arswendo Atmowiloto yang selalu muncul di majalah“HAI”).
Triple Self Portrait (1960)
Lukisan ini adalah lukisan Norman Rockwell yang paling saya sukai dan kagumi. Pertama kali melihatnya saat membeli buku tulis dengan gambar sampul lukisan ini, saya langsung jatuh hati dengan ide, kreativitas dan detail Norman Rockwell.
Triple Self Portrait (sumber dr tbo.com)
Lantas apa hubungan Norman Rockwell dengan saya? Tidak ada. Hanya saja lukisan “Triple Self Portrait” di atas yang memancing saya untuk coba mengikuti idenya. Saya pun mencoba melukis self portrait dengan menggunakan cermin. Bedanya saya taruh cermin di samping kanan wajah saya, sehingga saya harus bolak-balik melirik cermin untuk mendapatkan garis/silhouette wajah saya. Hasilnya memang jauh berbeda.
Self Portrait (koleksi pribadi)
Meski hasilnya tidak sedetail lukisan "Triple Self Portrait", lukisan di atas selalu saya jadikan profile picture (PP) di setiap akun media sosial/media online saya. Dari dulu sampai sekarang, ya cuma lukisan di atas yang jadi PP, tidak pernah ganti.
Norman Rockwell boleh jadi pelukis yang saya kagumi, jadi idola saya. Dia boleh detail dan teliti dalam melukis, tetapi ada yang tidak bisa dia lakukan.
Melukis kaligrafi huruf Arab itu sudah biasa, tapi melukis kaligrafi huruf Jawa itu baru ‘tidak biasa’. Ada yang bisa membaca kaligrafi Jawa di atas? Bacanya “crah agawe bubrah, rukun agawe santosa” artinya kurang lebih “bercerai kita runtuh, bersatu kita teguh”.
Melukis Airbrush
Queen on airbrush (koleksi pribadi)
Lukisan grup Queen ini saya lukis dengan airbrush dalam arti yang sebenar-benarnya, yaitu cat air dan sikat gigi (brush). Pertama saya buat silhouette ke empat personil Queen, kemudian saya tancapkan di kertas kosong dengan jarum pentul. Celupkan sikat gigi ke cat air yang sudah diaduk. Gosok sikat gigi yang sudah dicelup ke dalam cat air tersebut dengan sikat gigi lain yang masih bersih. Setelah cat air rata, ambil silhouette personil Queen. Done ! That’s it !.
Melukis dengan teknik totol
Ir. Soekarno (koleksi pribadi)
Lukisan Ir. Soekarno ini saya buat dengan menggunakan media tinta China (kalau di tempat saya dulu biasa disebut ‘tinta bak’). Setelah skets dengan pensil selesai dibuat, tinggal totol-totol di tempat yang kita inginkan. Jika tidak ada tinta China, bisa menggunakan pulpen tinta yang bermata besar atau pulpen untuk menggambar teknik (semacam rapido), ukuran mata pulpen di atas 0,7.
Mahatma Gandhi on milimeter block (koleksi pribadi)
Teknik cross stitch atau orang Indonesia biasa menyebutnya dengan kruistik (ada juga yang menyebutnya ‘strimin’) ini membutuhkan kesabaran dan ketelatenan yang luar biasa. Tidak heran kerajinan kruistik banyak digeluti kaum wanita yang sudah cukup berumur. Jarang ada anak muda yang menggeluti kerajinan tangan ini, apalagi laki-laki.