Mohon tunggu...
Nh Rifai Daeng Massuro
Nh Rifai Daeng Massuro Mohon Tunggu... profesional -

Anak semua Bangsa; Murid segala Guru; Kekasih setiap Makhluk.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Jomblo; Jenis dan Penanggulangannya

29 Juli 2010   12:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:28 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Setelah melihat kenyataan yang terjadi di dunia ini, para peneliti menemukan ada tiga jenis jomblo yang diderita oleh manusia. Ketiga jenis ini dikelompokkan berdasarkan penyebab dan variabel-variabel yang mempengaruhinya.

Jenis pertama adalah Jomblo Profesional. Jomblo jenis ini sebenarnya hanya sekedar kamuflase untuk menyembunyikan keadaaan sebenarnya yang dialami oleh "penderita". Singkatnya, para penderita sebenarnya bukan jomblo tapi mengaku jomblo. Hal ini dilakukan karena adanya tuntutan profesi yang mengharuskan mereka menyatakan kejombloan. Contohnya adalah pada orang yang berprofesi sebagai Public Relation, atau pada orang yang sedang membutuhkan status jomblo agar dapat diterima oleh semua kalangan yang dibutuhkan dukungannya. Bisa juga menimpa orang yang memang harus jomblo agar dapat lebih mudah mendapatkan keuntungan materi, misalnya pada orang yang bekerja pada industri seksual. .

Jomblo jenis kedua adalah Jomblo Kultural. Para penderita jenis jomblo ini adalah orang yang secara khusus memang diharuskan untuk menjomblo karena tuntutan adat. Contohnya adalah pendeta, yang memang harus menjomblo karena adat mengharuskannya demikian. Contoh lain adalah para ketua organisasi yang memang tidak dibolehkan oleh konstituennya untuk memilih pasangan agar lebih fokus mengurusi organisasi.

Sedangkan jenis ketiga adalah Jomblo Struktural. Penyebab kejombloan mereka adalah struktur; struktur wajah dan tubuh mereka yang tidak memungkinkan untuk mendapatkan pasangan. Jadi, sekuat apapun mereka mencari pendamping untuk mengakhiri kejombloan, mereka senantiasa terbentur pada persoalan struktur bawaan lahir ini.

Nah, untuk mengobati penyakit ini, juga ada tiga cara yang dapat ditempuh.

Pertama, adalah cara Represif. Cara ini berlaku untuk orang orang yang memiliki kelebihan fisik berupa tubuh yang kuat dan kekar sehingga dapat mengintimidasi calon pasangan/target. Tentu saja harus didukung dengan penampilan yang sangar serta intimidatif; rambut cepak/gondrong, bisa dilengkapi dengan tato dan tindik, serta suara dalam  dan menggelegar. Agar berhasil, pemilihan kata yang digunakan dalam mendapatkan target juga harus mendukung. Misalnya; "Dik, aku mau kau jadi pacarku. Ada pertanyaan?"

Cara yang kedua adalah melalui Dominasi. Cara in mensyaratkan kelebihan-kelebihan yang dapat digunakan sebagai alat mendominasi target. Alat-alat dominasi yang bisa digunakan dapat berupa wajah yang diatas rata-rata, atau dukungan finansial, ataupun posisi/kedudukan yang menguasai. Dengan wajah dan fisik menawan, anda dapat membuat target terpesona sehingga tidak terlalu memperhatikan kekurangan anda yang lain. Dengan dukungan finansial, anda dapat memanjakan target sehingga dia merasa bahwa bersama anda, dunia berada dalam genggamannya. Dengan kekuasaan, anda dapat mengeliminasi kompetitor-kompetitor anda sehingga anda menjadi satu-satunya calon pasangan untuknya. Dengan kekuasaan pula, anda dapat menggunakan kesempatan-kesempatan yang ada untuk menunjukkan bahwa anda layak menjadi pemimpin bagi rumah tangga yang akan dibangun kelak. Tentu saja, dominasi ini akan menjadi sangat manjur bila anda memiliki kumpulan-kumpulan potensi. Misalnya saja, anda memiliki fisik diatas rata-rata, sekaligus punya dukungan finansial yang kuat serta memegang kekuasaan dalam bidang tertentu, maka anda pasti akan lebih mudah mendominasi target agar mau menerima anda menjadi pasangan.

Cara ketiga adalah Hegemoni. Untuk anda yang tidak memiliki kelebihan fisik (kuat maupun elok), tidak pula memiliki dukungan finansial dan kekuasaan, maka cara ketiga ini adalah jawabannya. Hegemoni adalah cara penguasaan orang lain melalui pemikiran mereka. Untuk itu, anda harus pandai beretorika dan bermain pemikiran. Tujuan akhirnya adalah bagaimana agar target anda mengakui bahwa anda adalah pilihan paling tepat berdasarkan logika berfikir yang anda bangun. Cara hegemoni ini pernah dilakukan oleh Aristoteles, filsuf yunani jaman baheula. Meskipun dia jelek, dia sangat pandai beretorika dan bermain pemikiran. Maka dia kemudian mencari istri yang cantik meskipun agak bodoh. Kepada calon istrinya dia meyakinkan bahwa gabungan mereka akan melahirkan anak-anak dan generasi yang cerdas seperti bapaknya dan juga elok seperti ibunya. Akhirnya sang target pun mau menerima cinta Aristoteles.

Nah, kita termasuk jomblo yang mana, dan cara apa yang kita pilih untuk mengakhirinya, kiranya uraian diatas dapat menjadi pertimbangan.

nb; tulisan ini terinspirasi dari forum LK II HMI Cabang Ciputat, Sesi Pendalaman NDP oleh Bang Faharur.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun