Mohon tunggu...
Massari Inong Tanaurant
Massari Inong Tanaurant Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Airlangga

Hanya seorang mahasiswi yang tengah membiasakan diri menulis ribuan kata sembari memikirkan kapan lagi menonton drakor.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Diplomasi Panda ala Cina: Persinggungan antara Politik, Ekonomi, hingga Konservasi

18 Juni 2022   16:34 Diperbarui: 20 Juni 2022   07:58 4314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panda: duta besar yang menggemaskan. Sumber gambar diambil dari: Pixabay

Kedatangan dua ekor panda ini kemudian memicu tingginya antusiasme masyarakat Indonesia. Tercatat bahwa pada tahun 2017 terdapat total 1.765.336 pengunjung Taman Safari Indonesia dari kalangan domestik hingga internasional, yang kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2018 menjadi 1.782.416 (Rossi, 2020, dikutip oleh Mayangsari, dkk, 2021).

Kendatipun disambut antusiasme dari masyarakat Indonesia, seperti yang dilansir dari Liputan6.com, kedatangan dua ekor panda ini kemudian menimbulkan kekhawatiran, terutama terkait mahalnya biaya perawatan yang ditaksir mampu mencapai US$ 1 juta atau Rp13 miliar per tahunnya. 

Bahkan, sejumlah US$ 400 ribu atau Rp5,4 miliar pun wajib dibayarkan kepada pemerintah Cina sebagai biaya konservasi apabila panda berhasil berkembang biak. 

Tidak sampai di situ saja, ketika berusia dua tahun, anak panda tersebut harus dikembalikan ke negara asalnya. Dengan demikian, tidak heran banyak pihak yang mengkritik diplomasi panda sebagai "investasi yang tidak berguna".

Walaupun begitu, diplomasi panda telah berhasil menyikapi status hewan ini yang dulunya terancam punah. 

Dilansir dari Republika.com, keseriusan Cina dalam melestarikan hewan endemik ini dengan mengupayakannya sebagai media diplomasi juga turut mengubah status panda dari "terancam punah" menjadi "rentan" dengan jumlahnya di alam bebas mencapai 1.800 ekor. 

Hal ini dapat dijadikan pembelajaran bersama, mengingat betapa berkomitmennya Cina akan salah satu kekayaan nasionalnya tersebut. 

Dengan diplomasi panda ini, kita juga dapat meningkatkan wawasan dan kesadaran akan pentingnya kepedulian terhadap hewan-hewan yang terancam punah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun