Dampak negatif pembangunan tidak dapat terhindarkan. Akan tetapi bukan berarti pembangunan harus terhenti.
Kenyataannya pembangunan telah dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Terjadinya pertumbuhan ekonomi, tersedianya sarana-prasarana publik atau peningkatan harapan hidup masyarakat. Sekedar menyebut contoh dampak positif pembangunan.
Memang pembangunan membawa efek negatif sebagai ikutan. Ambil contoh kerusakan lingkungan, berkurangnya habitat fauna atau terjadinya efek rumah kaca.
Apa yang harus dilakukan?Â
Pembangunan tentu harus tetap berjalan. Pada saat yang bersamaan harus diupayakan untuk meminimalisir dampak negatif pembangunan.
Munculnya kesadaran global untuk mengurangi emisi. Sudah sepatutnya didukung dengan penuh kesadaran. Bahwasanya lingkungan yang sehat penting untuk kelangsungan hidup.
Sebagai bagian dari masyarakat global. Tepat yang dilakukan oleh pemerintah. Turut serta dalam upaya mengurangi emisi. Bahkan jika dapat sampai nol emisi.
Kampanye Net-Zero Emissions adalah salah satu bukti tekad pemerintah untuk ikut serta mewujudkan tatanan kehidupan yang didukung oleh lingkungan yang sehat.
Kontribusi Nyata dengan 3R
Sekecil apapun kontribusi kita. Sangat besar artinya dalam mendukung gerakan untuk mewujudkan emisi nol bersih (Net-Zero Emissions).
Jangan pernah berpikiran tindakan-tindakan kecil kita tidak ada manfaatnya. Justru dari yang kecil-kecil (apalagi dilakukan secara kontinyu) itulah emisi nol bersih dapat tercapai.
Saya sendiri mencoba berkontribusi dengan menerapkan konsep 3R (Reduce, Reuse dan Recycle). Memang hanya sesuatu yang sangat sederhana.
Konsep 3R sendiri dicetuskan terutama dalam hal pengelolaan sampah. Dalam hal ini saya mengadopsinya untuk mengelola sampah keluarga.
Secara teoritis 3R dilakukan dengan mengurangi aktivitas yang menghasilkan sampah, menggunakan ulang sampah-sampah yang masih bisa dipakai dan mendaurulang sampah yang ada.
Bagaimana menerapkannya?
Praktek Baik 3R di Rumah
- Reduce. Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa penggunaan plastik begitu masif. Padahal plastik paling sulit diuraikan. Untuk itu perlu langkah nyata mengurangi penggunaan kantong plastik misalnya. Kita bisa gunakan tas bukan sekali pakai. Bisa juga dengan penggunaan isi ulang. Untuk barang-barang yang menggunakan kemasan botol. Contoh sederhana di rumah kami menggunakan botol bekas selai untuk menyimpan bumbu masak seperti lada atau ketumbar.
- Reuse. Sebagai orang yang hobi memelihara tanaman hias. Saya mempraktekkan 3R dengan memanfaatkan kembali botol atau kaleng-kaleng bekas untuk menanam tanaman hias. Kaleng bekas cat atau biskuit dapat dijadikan pot tanaman. Botol bekas sirup yang biasanya banyak tersedia pada saat puasa bulan Ramadhan. Bisa dimanfaatkan menjadi hiasan dipadukan dengan tanaman jenis aglonema. Botol yang bening dapat memantulkan gradasi warna indah dari akar-akar tanaman yang menjulur dan melilit. Peletakkannya bisa di kamar mandi, dapur atau bahkan di ruang tamu. Bahkan teko bekas, dari keramik atau plastik, yang saya jadikan vas bunga banyak disenangi orang yang bertamu.
- Recycle. Konsep ketiga ini menjadi pilihan akhir. Apabila sudah tidak bisa dikurangi penggunaannya dan tidak dapat dimanfaatkan lagi. Maka alternatif terakhir adalah didaur ulang. Memanfaatkan sampah rumah tangga menjadi benda-benda yang bernilai arstistik maupun nilai ekonomis. Sebagai seorang guru. Saya selalu mengajarkan kepada para siswa untuk membuat barang kerajinan dari sampah keluarga. Misalnya kertas koran atau kaleng bekas minuman ringan. Kertas koran atau kertas lainnya. Dengan dipilin dapat menjadi hiasan dinding atau pajangan. Demikian pula dengan kaleng bekas minuman ringan. Dengan sedikit kreativitas dapat dibentuk menjadi barang kerajinan seperti sepeda motor tatau peralatan fotografi tiruan.Â
Begitulah 'best practice' yang saya lakukan untuk mendukung kampanye Zero-Net Emissions.Â
Sangat sederhana memang. Akan tetapi jika setiap warga masyarakat dapat melakukannya secara bersama-sama. Pasti akan besar artinya bagi terwujudnya lingkungan yang bebas emisi.
Semoga!
Jkt, 241021