Copa America 2021 sepi penonton. Gaungnya kalah pamor dengan Piala Eropa. Begitu kata banyak orang. Kenapa?
Padahal ada nama-nama yang sudah akrab di telinga. Sebut saja misalnya Lionel Messi jagoan Barcelona. Edison Cavani yang moncer di Manchester United. Angel di Maria tulang punggung PSG.
Nama-nama tersebut berkibar cemerlang di pentas liga sepakbola Eropa. Sudah bukan rahasia lagi kalau negara-negara Amerika Latin adalah pemasok pemain-pemain bertalenta.
Argentina punya Lionel Messi dan Kun Aguero. Bahkan dulu punya Maradona. Brasil sohor dengan nama Ronaldo, Ronaldhino. Kini harum dengan Neymar.
Bahkan negara kecil seperti Chile punya Alexis Sanchez. Uruguay melahirkan Luis Suarez. James Rodrigues pemain berbakat dari Kolombia.
Jadi kalau dari segi ketenaran pemain. Ajang Copa America tidak kalah kualitasnya. Bahkan boleh dibilang pemain-pemain bintang dari Amerika Latin adalah aktor-aktor gemerlapnyaliga sepakbola benua biru.
Copa America kurang apa?
Fanatik kepada Klub
Menurut saya ada beberapa sebab kenapa Copa America kurang diminati oleh penggemar bola Indonesia. Setidaknya ada 3 alasan:
- Fanatik terhadap klub. Penggemar bola Indonesia adalah fans klub. Bukan penggemar pemain. Maksusnya ketertarikan penonton lebih kepada klub sepakbola. Bagi fans Liverpool siapapun yang dibeli oleh Juergen Klopp. Secara otomatis penggemar akan serta merta mengidolakannya.
- Kedekatan geografis. Masyarakat kita lebih akrab dengan Eropa ketimbang negara-negara Amerika Latin. Kalau menyebut benua Amerika asosianya langsung saja ke Amerika Serikat. Sementara di AS sepakbola kurang populer.
- Salah penempatan. Siaran langsung menjelang subuh kurang pas bagi masyarakat Indonesia. Sebagian orang sedang mempersiapkan diri menjalankan ibadah. Selepas ibadah mereka harus siap-siap berangkat kerja.
Jadi siapa jagoanmu?
Jkt, 220611