Kamu tahu kan kalau saya cah ndeso. Dari sebuah kampung kecil di Gunungkidul. Daerah yang dulu terkenal tandus. Jadi wajar kalau tidak berani pasang target hidup.
Hidup saya menggelinding mengikuti ke mana arah angin bertiup. Sejujurnya sebagai anak kampung bisa kuliah sudah merupakan anugerah yang besar. Saya sendiri sering bertanya, kok bisa kuliah ya?
Tahun 1992 saya merantau ke Jakarta. Sempat kerja apa saja. Tonggak kehidupan dimulai tahun 1996. Sesuai dengan bekal ijazah. Saya menjadi guru di sekolah swasta.
Entah kenapa angka 6 selalu mengikuti perjalanan hidup saya. Tahun 1996 mulai mengajar di SMK. Setelah sepuluh tahun. Pada 2006 saya pindah mengajar di SMA.
Sejak 2016 saya mendapatkan kesempatan menjadi tenaga pendidik di salah satu SMA Negeri. Tahun 2026? Saya sudah pensiun he hee.
Diary,Â
Seperti sudah saya pernah ceritakan. Mengajar di sekolah swasta itu perlu mental baja. Untungnya saya sudah terbiasa hidup susah sejak kecil. Nasi thiwul sebagai makan pokok sudah membentuk diri saya sebagai manusia yang kuat.
Jadi kalo soal gaji kecil di sekolah swasta itu sudah biasa. Seorang guru mengajar di dua atau bahkan 3 sekolah itu sudah lumrah. Nyambi pekerjaan lain juga sudah jamak.
Maka saya katakan tidak berani pasang target hidup. Pernah si terbersit keinginan bisa punya rumah. Setidak-tidaknya ketika anak-anak mulai masuk SMP.
