Sambil menikmati teh nasgithel sore tadi saya membaca buku lama. Terbitan Grasindo tahun 2000. Judul aslinya Adversity Quotient karangan Paul G. Stoltz, PhD.
Saya hanya membaca ulang bab 7 dari buku setebal 430 halaman. Rasa-rasanya bab ini cocok dengan situasi sekarang. Dunia yang sedang dilanda pandemi covid-19.
Judul babnya STOP! Berhentilah menganggap Segala Sesuatu sebagai Bencana.
Menurut sang penulis menganggap segala sesuatu sebagai bencana adalah sebuah malapetaka. Sama saja kita mengipasi api kecil yang mulai membakar rumah kita.
Tehnik Mencegah Terjadinya Bencana
Ada dua kategori umum yang dapat digunakan untuk mengatasi setiap peristiwa yang dapat menyebabkan kesulitan bagi kita. Perintang dan Pembingkai Ulang.
Stoltz membagi perintang ke dalam 5 langkah dan pembingkai ulang dengan 3 tindakan. Menurut hemat saya ada poin yang senada maka saya ringkas menjadi lima saja.
Berikut adalah tehnik-tehnik yang disarankan untuk menghindari bencana. Baik bencana kecil maupun besar.
Pertama, alihkan perhatian.
Cobalah amati suatu benda yang tidak ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang terjadi. Perhatikan dengan seksama gambar yang ada di dinding atau motif kaos kaki.Â