Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Fenomena Malin Kundang Milenial, Lunturnya Kasih Sayang Anak?

24 Januari 2021   08:05 Diperbarui: 24 Januari 2021   13:41 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary, 

Miris!

Betapa tersayatnya nurani ini demi melihat perlakuan seorang anak yang semena-mena terhadap orang tuanya. 

Belum tuntas kasus kakek Koswara di Bandung Jabar yang digugat oleh anak dua anaknya. Kini muncul kabar seorang anak di Salatiga Jateng menggugat ibunya. Gegaranya hanya kepemilikan sebuah mobil.

Diary,


Saya yakin kamu juga miris mendengarnya. Kenapa kini muncul fenomena begitu gampangnya seorang anak memperkarakan orang tuanya melalui jalur hukum. Sudah hilangkah hati nuraninya?

Sesungguhnya semua persoalan tidak harus dibawa ke ranah hukum. Apalagi kalau yang berperkara masih terikat dalam tali hubungan persaudaraan. Penyelesaian secara kekeluargaan lebih elegan dan bermartabat.

Diary, 

Bukankah sudah seharusnya seorang anak memandang orang tua dari sudut pandang kasih sayang?

Sembilan bulan 10 hari bukanlah waktu yang singkat untuk menanggung beban berat. Puluhan tahun membesarkan anak-anaknya bukanlah rentang yang pendek memberikan kasih sayang. 

Benarlah adanya, kasih ibu sepanjang jalan kasih anak sepanjang galah. 

Jangan bilang jalannya buntu ya. Peribahasa itu menggambarkan betapa besarnya kasih sayang orang tua, terutama ibu.

Bukan Persoalan Nilai Rupiah

tribunnews.com
tribunnews.com

Diary,

Mengukur kasih sayang orang tua dengan nominal tertentu adalah kesalahan besar. Nilai kasih sayang bukan hanya sebesar tiga milyar. Tapi tak terhingga.

Seharusnya anak memandang orang tua bukan dari sisi untung rugi. Seperti orang tua yang menganggap mengasuh dan membesarkan anak bukanlah perhitungan dagang.

Diary, 

Relasi dengan orang tua gunakanlah selalu nurani. Jangan dengan perasaan apalagi emosi. Dengarkan kata hati bukan pasal-pasal undang-undang dan peraturan.

Seandainya orang tua menuntut kita untuk mengganti besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membesarkan barangkali kita bisa membayarnya. Tapi kalau diharuskan mangganti nilai kasih sayang mereka, pastilah kita tidak akan sanggup!

Pandanglah ketulusannya. Jangan dengarkan bisikan tentang kesalahan dan kekurangan orang tua. Niscaya kamu tidak akan sanggup menghitung kebaikan orang tua.

Jangan sekali-sekali membuat orang tua meneteskan air mata. Jangan bilang Malin Kundang hanyalah sebuah legenda. Kata-kata yang keluar dari mulut orang tua, teristimewa seorang ibu, adalah doa. 

Berharaplah selalu mengalir doa-doa untukmu dari kedua orang tua. Jangan memaksanya mengeluarkan kutukan.

Jkt, 240121

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun