Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Talak

16 Agustus 2020   07:42 Diperbarui: 16 Agustus 2020   07:45 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan kepulanganku pangkuan anak-anakku kembali, aku sebenernya mencemaskan akan banyak lagi laki-laki yang berdatangan ke rumah kembali. Selama masih bersama suami saja mereka masih berusaha menghubungiku melalui sosmed. Beberapa di antara bahkan ada yang nekad akan datang ke rumah kami. 

Sesungguhnya hanya ada satu laki-laki yang aku rindukan kedatangannya ke rumah kontrakanku. Kemarin setelah aku kembali ke rumah kontrakan, kami telah berbincang lewat percakapan di handphone. Seperti halnya aku diapun begitu bahagia aku bisa melepaskan diri dari kepengapan rumah tangga kami. 

"Aku ikut seneng mbak. Nanti malam aku datang ya. Bolehkan ?", katanya.

"Tentu boleh mas. Aku kangen mas", kataku.

                                                                      **

Kini aku sedang berharap-harap cemas menantikan suamiku mengucapkan talak. Aku berharap dia menyadari kalau di antara kami tidak ada rasa saling mencintai. Kami sekedar menuruti kemauan orang-orang tua kami. Aku sebenernya sadar sepenuhnya bahwa rumah tangga kami tidak mungkin dipertahankan, semoga suamiku juga menyadarinya begitu. Tidak akan ada kebahagiaan dalam rumah tangga yang dibangun dengan keterpaksaan.

Atau akau harus menunggu tiga bulan lagi supaya aku bisa menggungat cerai ?!

Jkt, 160820

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun