Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Opportunity Cost

2 Maret 2023   06:07 Diperbarui: 2 Maret 2023   11:44 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

docpri

sebelumnya

Bab 9 Opportunity Cost

Lama sudah aku menunggu informasi hasil tes seleksi MAGISTER dengan Pemda, belum juga keluar. Istriku sudah berangkat S2 ke MMA UGM dengan beasiswa Chevron Pasifik Indonesia. Selama istri kuliah di Jawa, ibu mertua menemani anak anak di Pekanbaru. Maklum aku sering kerja lembur di kantor. Walaupun untuk beberapa hal sudah bisa aku kerjakan, berkat hadiah satu PC lengkap dengan printer dari mahasiswa istriku.
Suatu hari aku mendapat tugas keluar kota. Setelah tugas itu selesai, dana yang masih sisa kurencanakan untuk berangkat ke Yogyakarta, naik bus. Istriku memerlukan komputer itu, untuk menyelesaikan tugas tugas kuliah. Aku bermaksud pergi ke Yogyakarta sambil membawa komputer itu.
Pagi-pagi di kantor, aku minta tolong staf honorer di kantor untuk packaging PC dan printer. Sementara aku pesan tiket ke agen bus. Namun, sebelum berangkat ke agen bus, tiba-tiba aku disodori disposisi dari Kasi lain di ruangan. Ada paraf plt Kabid untukku supaya mewakili Kabid dalam acara transmigrasi di Era Reformasi di Kanwil transmigrasi Riau.

Aku terkejut, melihat disposisi itu. 'Waduh, aku sudah berencana mau ke Yogyakarta naik bus.'
Astagfirullah. Akhirnya aku menghadap Kasiku, untuk konsultasi hal itu sekalian mohon pertimbangan, minta izin, untuk ke Yogyakarta.

Begitu melihat disposisi dan bahan paparan, Kasiku langsung menghungi pejabat yang memberi disposisi. Tampak senyum mengulum di bibir Kasiku.

"Jack, pergi dahulu saja, ke acara transmigrasi ini. Setelah itu kalau mau ke Yogyakarta nengok istri, Berangkatlah!"
Aku terdiam tidak dapat menolak perintah atasan. Aku pun berangkat ke Kanwil Trans. Namun, mampir dahulu ke agen bus.
Sampai di Kanwil Trans, tentu saja aku terlambat. Sudah banyak sekali peserta rapat. Namun, aku langsung diminta duduk di bangku depan, bangku narasumber. Begitu duduk dan mendengar narasumber di sebelahku, aku baru tahu kalau beliau petinggi dari Kementrian.

Waduh, aku masih staf ini. Astagfirullah.
Salah satu yang membuat hatiku berdenyut adalah permintaan petinggi kementrian tentang nasib kantor Transjigrasi ke depan di era Reformasi dan otonomi daerah. Astagfirullah. Itu kebijakan Pemda, Gubernur. Masih ada Kepala, yang berwenang. Bukan porsiku untuk menjawab.
Aku deg degan.

Aku bahkan tidak tahu jika peserta rapat ada anggota DPRD, Tokoh masyarakat dan yang lainnya. Tentu saja pejabat di Kanwil Trans banyak yang kukenal. Aku cukup sering diajak ke lokasi Transmigrasi. Saat perencanaan lokasi, bahkan pada saat penyerahan lokasi transmigrasi ke Pemda. Namun, dengan Anggota DPRD dan Tokoh Masyarakat, aku tidak kenal. Orang kerjaku, hanya dari rumah ke kantor. 'Melihat orang-orang besar itu mungkin ya, tapi kenal. Ah, aku kan staf, orang kecil, gitu lho. Bagaimana ini? Apa yang harus kulakukan? pikirku.

Begitu sesi tanya-jawab narasumber dari pusat selesai, tibalah giliranku menyampaikan bahan. Menjadi narasumber mewakili Bidang, memang bukan pertama kali ini, kujalani. Jadi aku masih mencoba "enjoy".

Aku memberikan gambaran pertumbuhan ekonomi yang lebih cenderung terdorong oleh hasil pertambangan minyak yang membutuhkan tehnologi tinggi. Terdapat kendala dan hambatan besar SDM masyarakat untuk dapat masuk mengambil peluang yang tercipta dari berkembangnya perekomian daerah. Di sisi lain, masih banyak potensi wilayah yang belum dikembangkan. transmigrasi dapat berperan dalam hal itu, sekaligus untuk upaya pengembangan wilayah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun