Mohon tunggu...
Ahmad Indra
Ahmad Indra Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Istri Bukanlah Manajer dalam Rumah Tangga

14 Februari 2020   21:05 Diperbarui: 15 Februari 2020   05:22 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi multitasking seorang wanita | Themuse.com

Dulu, saat masih ditempatkan di Yogya, perasaan saya suka gundah. Apalagi saat harus melewati kompleks kampus UGM dengan sekian banyak mahasiswinya yang hanya 5 menit jaraknya dari kantor. Alasannya tak pelik-pelik amat. Saya masih jomblo.

Jomblo, Pilihan atau Bukan?

Bagi seseorang, jomblo bisa jadi sebuah pilihan. Itu jika mereka sedang berusia 10, 12 atau bahkan 16 tahun. Jika umur segitu mereka sudah boncengan apalagi pergi ke warnet barengan dan ketahuan orang tuanya, bisa jadi akan langsung dikenakan warning letter ke tiga.

Tapi jika sudah menginjak usia 20 sekian tahun, bisa jadi ada penyebab lainnya. Pertama, dia konsisten untuk tetap melajang sampai dilamar orang tanpa pacaran lama-lama (bagi seorang wanita) atau dia konsisten untuk tidak memacari wanita kecuali jika sudah siap untuk menikah. 

Selain 2 hal tadi, bisa jadi disebabkan oleh faktor ke tiga. Yakni belum ketemu seseorang yang menurutnya cocok atau memang belum ketemu dengan alasan yang susah diungkapkan.

Saya sendiri bertemu dengan istri --saat itu masih calon-- beberapa tahun lalu di tempat yang ratusan kilometer jaraknya dari kampus UGM. Ya, masih dibawah naungan kantor yang sama, saya dipindahtugaskan ke Jakarta dan hampir mustahil buat nyari gebetan anak UGM.

Haseek.. Nggak jomblo lagi.

Istri Bukan Manager di Keluarga

Kadang ada yang menyebut istri sebagai seorang manajer keuangan dalam keluarga. Sah-sah saja pendapat itu. Namun bagi saya, sebutan itu kurang tepat. 

Jika memisalkan sebuah keluarga sebagai sebuah perusahaan, maka posisi istri yang seharusnya adalah direktur keuangan. Bahkan mungkin juga merangkap sebagai general affairs atau beberapa jabatan lainnya sekaligus. Kenapa direktur?

Sederhana. Karena jabatan manajer terlalu rendah untuk seorang istri. 

Yupz. Karena jika seseorang berkongsi dengan orang lain untuk mendirikan sebuah perusahaan, maka posisi keduanya mestinya nggak akan jauh terpaut, yang seorang jadi direktur dan yang lain jadi manajer misal. 

Dan seorang suami sepantasnya tak memperlakulan istri sebagai seorang manajer atau bawahan terkait materi yang diberikannya sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya --uang belanja. 

Pendek kata, seorang suami tak selayaknya menganggap uang belanja sebagai gaji bagi istri, apalagi uang lelah. Zalim itu.

Multi Tasking, Dari Masak Hingga Menemukan Kunci Motor

Ada kalanya kita tanya istri tentang hal-hal sepele, seperti letak baju, kaus kaki atau kunci motor. 

Entah kenapa, kalau kita sendiri yang nyari, semua benda itu tertutup hijab transparan. Namun jika istri yang bertindak, hijab itu terbuka. Hmmm, saya kuatir makhluk angkasa luar terlibat dalam semua insiden itu.

Tapi memang benar kok. Kata si konon nih..wanita itu punya jangkauan pandang yang lebih lebar dari pria. 

Menurut penelitian, mata pria dan wanita memiliki kemampuan melihat yang berbeda. Mata wanita lebih unggul dalam membedakan warna sedangkan mata pria lebih baik dalam melacak objek yang bergerak cepat dan melihat secara detail dari kejauhan. 

Dari situ muncullah hipotesa mengenai peran pria dan wanita di zaman yang lampau atau kata pak guru sejarah saya dulu, era food gathering. Yakni pria sebagai spesialis berburu yang mengandalkan ketajaman penglijatan dari jarak jauh sementara wanita lebih kepada mengumpulkan makanan.

Dan ternyata, kasus cari mencari kunci juga mendapat perhatian dalam sebuah penelitian. 

"Anda dapat melihat dari gambar, perempuan menggunakan pola pencarian metodis, seperti berkeliling lapangan dalam lingkup persegi panjang konsentris. Itu strategi yang produktif untuk menemukan benda hilang," demikian keterangan Prof. Keith Laws dari University of Hertfordshire*.

Lalu mengenai multi tasking, Gijsbert Stoet, seorang doktor dari University of Glasgow telah melalukan riset yang melibatkan 120 orang pria dan 120 orang wanita dalam tes menghitung dan mengenali bentuk. Saat tes dilakukan dalam satu waktu, kemampuan pria dan wanita nampak seimbang. 

Namun saat tes dilakukan secara bergantian, perlambatan kemampuan mengidentifikasi pria lebih lambat 77 % sementara wanita melambat 69%. Hasil riset itu bisa digunakan sebagai bukti bahwa wanita lebih cepat dalam menangani beberapa pekerjaan dengan jenis yang berbeda sekaligus. Termasuk di dalamnya, saat menangani pekerjaan rumah tangga*.

Lalu bagaimana menurut pembaca jika seseorang dengan kemampuan seperti itu tak bisa menjalankan tugas keseharianny? karena sakit misalnya. Masih amankah kondiri rumah kita? Atau seperti kapal pecah? 😎

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun