Mohon tunggu...
Ahmad Indra
Ahmad Indra Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

MotoGP: Para "Rookie" Peraih Gelar Juara Dunia

9 Juni 2019   07:22 Diperbarui: 9 Juni 2019   17:37 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Tetsuya Harada

Pebalap kelahiran Chiba Jepang, 14 Juni 1970 ini adalah jebolan kejuaraan All Japan 250 Series. Dia mendapatkan fasilitas wild card GP 250 pada seri Jepang di tahun 1990 -1992 dengan mengendarai Yamaha TZ 250.

Tahun 1993, Yamaha memberinya kesempatan membalap secara penuh di GP 250. Dan di debutnya itu, Harada berhasil menjadi juara dunia mengalahkan para seniornya seperti Nobuatsu Aoki, Pier Francesco Chili dan Alberto Puig.

Catatannya di GP 250 diisi dengan pertarungan melawan pebalap-pebalap top seperti Max Biaggi yang menjadi kampiun di 1994 hingga 1997, Loris Capirossi (juara musim 1998), Valentino Rossi (juara musim 1999) dan Marco Melandri (juara musim 2000).

Posisinya di klasemen akhir tak pernah keluar dari posisi 10 besar. Bahkan 5 dari 7 musim yang dilakoninya di GP 250, selalu diakhiri di posisi 3 besar termasuk di tahun 1998 dimana Harada hanya berselisih 1 poin dengan Rossi yang menjadi runner up. 

Kondisi itu tak lepas dari insiden yang dialaminya bersama teman setimnya, Loris Capirossi, yang di seri terakhir berebut posisi pertama saat Rossi memimpin jalannya balapan. Jatuh dan tak dapat melanjutkan lomba, Harada harus puas bertengger di posisi ke-3 klasemen akhir.

Di kelas 500cc, tahun 1999 dan 2000 Harada mengaspal bersama Aprilia. Seperti halnya Capirossi yang kembali turun kelas, Harada kembali menggeber Aprilia RSW 250 di tahun 2001 dan berhasil menjadi runner up.

Pada masa transisi mesin 2 tak ke 4 tak, Harada kembali ke kelas utama saat membela tim satelit Pramac Honda yang mengandalkan NSR 500 dan pensiun di tahun berikutnya.

3. Manuel Poggiali

Mengawali karir di kelas 125 cc, Poggiali menjadi pebalap full season Aprilia di tahun 1999 dan 2000. Prestasinya jeblok karena hanya menduduki peringkat ke-17 dan ke-16 klasemen akhir hingga Gilera merekrutnya pada 2001.

Berada di antara gempuran Aprilia dan Honda, Poggiali justru menunjukkan tajinya dengan menjadi pemuncak bersama satu-satunya tim yang menggunakan motor Gilera. Masih bersama Gilera, tahun berikutnya dia turun ke peringkat ke-2.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun