Mohon tunggu...
Ahmad Indra
Ahmad Indra Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali

Selanjutnya

Tutup

Balap Artikel Utama

Yang Hebat, yang Bukan Juara

22 Mei 2019   16:08 Diperbarui: 23 Mei 2019   10:49 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Motograndprix Premier Class | Dok. Motogp.com

Pensiun dari MotoGP, Biaggi mencoba peruntungan di ajang balap motor jalan raya, World Superbike Championship (WorldSBK) dan menjadi kampiun di tahun 2010 dan 2012 bersama Aprilia.

2. Loris Capirossi
Loris Capirrosi memulai karirnya di kelas 125 cc pada 1990. Superioritasnya langsung terlihat sebab di 2 tahun pertamanya dia langsung mengukir prestasi terbaik sebagai juara dunia. 

Masih bersama Honda, pebalap berjuluk Capirex itu naik kelas ke GP 250 pada 1992. Tiga tahun berkiprah di kelas seperempat liter, prestasi terbaik diraihnya pada 1993 saat menyabet posisi runner up, mengawal pebalap Aprilia Tetsuya Harada yang menjadi pemuncak klasemen.

Capirossi (kiri) bersama Valentino Rossi | Dok. Insella.it
Capirossi (kiri) bersama Valentino Rossi | Dok. Insella.it
Capirossi sempat mencicipi kelas 500 cc pada 1995 dan 1996 dengan prestasi terbaik menghuni peringkat ke-6 klasemen akhir. Kembali ke kelas 250cc di tahun 1997, Capirossi menjadi pebalap dengan torehan poin terbanyak setahun kemudian bersama Aprilia.

Berada di tim asuhan kampiun GP 250 1988 dan 1999, Alfonso Pons Ezquerra atau dikenal dengan Sito Pons, Capirossi kembali ke kelas 500 cc pada 2000. Pada 2001, pebalap yang dikenal memiliki kemampuan istimewa dalam menggunakan ban kompon lunak itu melengkapi all italian podium di 3 besar klasemen akhir : Valentino Rossi, Max Biaggi dan Loris Capirossi.

Keikutsertaan Ducati kembali di 2003 --setelah absen selama 30 tahun-- menempatkan Capirossi di dalam squad utama pabrikan yang bermarkas di Bologna, Itali.

Di tahun pertamanya, penampilan Marlboro Ducati Team cukup mengesankan karena berhasil menempatkan sang Italiano di posisi ke-4 klasemen akhir. Selama 5 tahun membela tim merah, prestasi terbaik direngkuh pada 2006 saat dia berhasil mengamankan posisi ke-3, berada di bawah pebalap Repsol Honda, Nicky Hayden dan pebalap Yamaha Factory, Valentino Rossi.

Pabrikan lain yang memanfaatkan jasanya adalah Paul Denning yang mengawaki Suzuki Racing pada 2008 hingga 2010. Kurang kompetitipnya mesin GSV-R membuat langkah pemilik nomor 65 itu terseok-seok. Akhirnya Capirex memutuskan tahun 2011 sebagai tahun terakhirnya di MotoGP dimana dia kembali membalap bersama Ducati.

3. Marco Melandri
Pebalap yang kini membela GRT Yamaha di ajang WorldSBK ini, pernah menjadi penyelamat muka Honda saat Repsol Honda Team sebagai tim utama tak menunjukkan gregetnya. Saat itu pebalap yang disapa Maccio ini membela tim satelit Honda, Telefonica Movistar bersama pebalap Spanyol, Sete Gibernau. 

Di tahun 2005 itu, Valentino Rossi bersama pabrikan berlambang garputala menjadi penguasa dengan 11 kemenangan dari 17 seri yang dihelat sementara Melandri memenangi 2 seri pamungkas, Istanbul Turki dan Valencia Spanyol.

Marco Melandri di tim Fortuna Honda Gresini | Dok. Motorcyclenews.com
Marco Melandri di tim Fortuna Honda Gresini | Dok. Motorcyclenews.com
Melandri mulai mengaspal secara full time di kelas 125 cc pada 1998. Mengendarai Honda RS125, Melandri menduduki posisi runner up pada 1999 setelah mengumpulkan 5 kali kemenangan dan hanya terpaut 1 poin dengan juara dunia, Emilio Alzamora. Itu pun karena Melandri tidak berpartisipasi dalam 2 seri awal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun