Setelah Ali bin Abi Thalib mundur, amirul mukminin selanjutnya adalah Hasan bin Ali yang hanya memerintah selama 6 bulan lamanya. Setelah itu kita kenal pemerintahan dinasti Umayyah yang diawali oleh Mu'awiyah bin Abi Sufyan, berlanjut ke anaknya Yazid bin Muawiyah dan seterusnya turun temurun hingga bani Umayah jatuh dan kekuasaan berpindah ke tangan bani Abassiyah.Â
Begitu seterusnya, kekuasaan silih berganti dari dinasti satu ke dinasti lain hingga terakhir, dinasti Utsmani di Turki.
Polemik Khilafah, Bukan Tentang Pro Islam versus Anti Islam
Pertentangan antara pro khilafah dan anti khilafah tak bisa disederhanakan menjadi pro Islam versus anti Islam.
Pertentangan itu bermula dari perbedaan penafsiran terhadap dalil-dalil naql baik itu berupa ayat al-Quran ataupun kalam Nabi.
HTI berkeyakinan bahwa pendirian khilafah sebagai format negara adalah wajib, sedangkan bagi para peng-counter-nya berpegangan pada pendapat bahwa format negara tidak digariskan secara jelas di dalam kitab-Nya maupun al-Hadits.Â
Sehingga bagi golongan ke dua, bentuk negara bangsa (nation state) seperti Turki, Mesir, Saudi Arabia, Pakistan, Malaysia, Indonesia dan yang lainnya adalah sah menurut tinjauan fiqih.
Berkaca dari hal itu, mempresentasikan penentangan terhadap HTI sebagai domain orang-orang semacam Abu Janda al Boliwudi, Denny Siregar dan Ade Armando saja adalah sebuah kesalahan besar.
Jika mau mencari, ulasan mengenai khilafah dan HTI pada khususnya sudah dibukukan. Namun nampaknya buku-buku tersebut hanya menjadi konsumsi golongan masyarakat tertentu sehingga penyebaran informasinya tak seluas propaganda pro khilafah melalui media sosial.
Berikut ini sebagian diantaranya :