Mohon tunggu...
Masihbelumadajudul
Masihbelumadajudul Mohon Tunggu... Lainnya - Manusia ketiga.

Pemula, juga pemalu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bukan Pohon Apel: Kita

6 Mei 2021   04:15 Diperbarui: 6 Mei 2021   04:34 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Istimewa/koleksi pribadi

Seseorang yang besar berjalan melewati pohon. Dari matanya, terlihat ranting yang lusuh. "Lebih baik ku jadikan kayu api"--membara berubah-ubah; abu.

Pada daun yang gugur, ia memilih riang untuk memetik buah yang segar. "Pada siapa hendak disuruh?"

Sejak tiba...

Ia benar-benar menikmati diri sendiri, hingga lupa memotret Aku.

Ada yang bertanya: "Seperti apa hasrat manusia bekerja?"

Aku menjawab dari atas pohon: "Jangan kau habiskan buah itu, Aku-pun mau."

Untuk yang merasa ditambang, tergerus dan semacamnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun