Seseorang yang besar berjalan melewati pohon. Dari matanya, terlihat ranting yang lusuh. "Lebih baik ku jadikan kayu api"--membara berubah-ubah; abu.
Pada daun yang gugur, ia memilih riang untuk memetik buah yang segar. "Pada siapa hendak disuruh?"
Sejak tiba...
Ia benar-benar menikmati diri sendiri, hingga lupa memotret Aku.
Ada yang bertanya: "Seperti apa hasrat manusia bekerja?"
Aku menjawab dari atas pohon: "Jangan kau habiskan buah itu, Aku-pun mau."
Untuk yang merasa ditambang, tergerus dan semacamnya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!