Mohon tunggu...
Nurhidayah Maghfirah
Nurhidayah Maghfirah Mohon Tunggu... Freelancer - Ingin menggapai mimpi

Menghayal adalah hobiku, untuk itu menulis adalah menghidupkan hayalanku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penerapan Manajemen Pembelajaran dengan Empat Pilar Pendidikan di Masa New Normal

8 Agustus 2020   15:54 Diperbarui: 8 Agustus 2020   17:56 2781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penerapan Manajemen Pembelajaran Dengan Empat Pilar Pendidikan di Masa New Normal, source: Pixabay 

Jika dikaitkan dengan manajemen pembelajaran selama new normal maka seorang guru perlu perencanaan terdahulu sebelum mengarahkan. Perencanaan seperti mengurangi waktu pembelajaran selama daring maupun luring dan lebih mengarahkan peserta didik untuk belajar di lingkungan sekitar, pengorganisasiannya bekerjasama dengan orang tua atau wali murid, pengarahannya dilakukan oleh guru untuk menjelaskan materi sebentar dan peserta didik menjalankannya, selanjutnya guru bisa menilai apakah pembelajaran dengan lingkungan peserta didik bisa memicu semangat belajar peserta didik atau tidak dan sebagainya.

Learning to know juga bermakna belajar sepanjang hayat (life long education) karena mengajarkan untuk belajar dimana saja dan kapan saja walaupun diluar sekolah maupun tidak dinilai sekalipun selama kita masih hidup. Untuk itu mendidik serta mengembangkan diri sendiri itu merupakan hal yang wajar karena kodrati manusia.

Learning to do jika diartikan dalam Bahasa Indonesia adalah belajar untuk melakukan. Jadi, dalam pilar ini peserta didik harus berinteraksi dan melakukan serta menerapkan ilmu yang telah didapatkan. Learning to do ini sangat berkaitan dengan hard skill dan soft skill yang dibutuhkan dalam bidang pendidikan. Jadi, para peserta didik dituntut untuk memiliki kedua skill tersebut. Karena pendidikan memiliki peran penting untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan demi proses persiapan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berguna bagi bangsa dan negara.

Learning to do berkaitan dengan pilar kesatu karena setelah peserta didik mengetahui dan mendapatkan ilmu secara mandiri maka peserta didik haruslah menerapkannya serta melakukan sesuai apa yang mereka ketahui, karena hal demikian dapat menumbuhkan hard skill dan soft skill dalam diri mereka.

Pilar ini jika dihubungkan dengan manajemen pembelajaran daring selama new normal yaitu pendidik dapat menyusun jadwal pembelajaran yang dapat meningkatkan kedisiplinan peserta didik dan pendidiknya selama new normal karena pentingnya sikap disiplin dalam kehidupan baik sekarang ataupun dimasa yang akan datang.

Kegiatan pendisiplinan dalam proses pembelajaran luring dapat dilakukan dengan cara pemberitahuan kepada seluruh peserta didik untuk mematuhi protokol kesehatan yang berlaku ketika pergi kesekolah seperti membawa hand sanitizer dan selalu menggunakan masker atau face shield dan daring kegiatan pendisiplinan pendidikan memberikan materi ajar kepada siswa sesuai dengan jadwal yang ditentukan karena kedisiplinan dari pendidik juga memengaruhi kedisiplinan peserta didik.

Pilar ketiga ialah Learning to be jika diartikan berarti belajar untuk menjadi sesuatu. Dalam pilar ini para pendidik bertugas untuk mendukung dan memenuhi kebutuhan para peserta didik agar dapat mengembangkan potensi yang mereka miliki. Sebagai pendidik sudah seharusnya memiliki metode pembelajaran yang kreatif agar dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik dengan tujuan peserta didik dapat mengembangkan potensi yang dimiliki.

Jadi, dalam pilar ketiga ini peserta didik tidak dituntut untuk aktif tetapi dapat mengkreasikan diri dengan cara mereka sendiri dalam mengembangkan potensi yang ia miliki agar menjadi pribadi yang bertaqwa, cerdas, dan terampil, serta berguna bagi orang lain. Jika dikaitkan dengan manajemen pembelajaran daring selama new normal pendidik dapat merencanakan proses pembelajaran yang unik.

Misalnya selama daring pendidik bisa memberikan tugas atau materi ajar secara online dengan sesuai hard skill dan soft skill masing-masing peserta didik, dengan demikian membuat peserta didik menjadi diri sendiri dan memahami kebutuhan serta jati dirinya.

Pilar pendidikan yang terakhir ialah pilar learning to live together jika diartikan dalam bahasa Indonesia ialah belajar untuk hidup bersama, pilar ini lebih kepada menanamkan kesadaran kepada peserta didik bahwa mereka adalah bagian dari kelompok masyarakat. Jadi, mereka harus mampu hidup bersama.

Misalnya saja selama new normal ini yang mana pembelajaran dilakukan selama daring sehingga membuat pendidik untuk berkreasi dalam menyampaikan materi. Guru bisa merencanakan agar peserta didik bisa saling diskusi serta mengomentari suatu masalah yang diangkat oleh guru, guru sebagai pengarah tetap memperhatikan dan memberikan arahan kepada peserta didik untuk saling menghormati apapun yang disampaikan sesama peserta didik dan membuat peserta didik menyadari bahwa mereka saling berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun