Mohon tunggu...
Hendra Cahya
Hendra Cahya Mohon Tunggu... Konsultan - MasHendra Namaku

Pengalaman profesional hampir 20 tahun, di PT AXA Insurance Indonesia (sebelumnya bernama PT Mandiri AXA General Indonesia atau MAGI) sebagai Regional Head Jakarta. Sebelumnya, sebagai Business Development Head di PT Zurich Asuransi Indonesia. Area Head & Dept Head di PT Asuransi Adira Dinamika Tbk, sebelumnya juga bekerja dan membangun karir di Asuransi Bumida1967 sebagai Branch Manager & Kepala Bagian. Karena merasa masih muda dan ada darah jawa dan biasa di panggil mas, jd sy sering dipanggil mas hendra. Sangat senang berorganisasi, dulu di kampus aktif di organisasi penalaran mahasiswa, pernah menjabat sebagai Ketua Umum Lembaga Kajian Mahasiswa, lembaga yang mengajarkan kita sebagai manusia yang belajar berdemokratis, tempat belajar retorika, orasi, diskusi, menulis dll. Salam Hangat. Apabila membutuhkan konsultasi dan keperluan asuransi aset atau asuransi kesehatan karyawan dari perusahaan atau individu bisa japri WA ke 087782734164. Email: hendraindonesiashifting@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Teman Ahok dan Pemilihan Cagub DKI 2017: Isu SARA dan Pertarungan

10 Maret 2016   16:27 Diperbarui: 10 Maret 2016   17:16 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Teman Ahok dan Pemilihan CAGUB DKI 2017

Pak Basuki Tjahaya Purnama atau kita mengenal nya dengan sebutan Ahok, begitu sapaan akrab Sang Gubernur dipanggil. Ahok – saya coba tulis begitu tanpa panggilan PAK dan tak bermaksud untuk tidak sopan- begitu yakin untuk maju kembali menjadi Cagub DKI melalui jalur independen. Partai PDIP begitu lama ambil keputusan sehingga bisa merugikan Ahok dan pendukung nya atau memang partai nya Bu Mega belum sesuai harapan dan permintaan Ahok. Banyak faktor dan sebab lain yang mungkin belum terungkap saat ini, hanya mereka yang tahu.

Saya mencoba melihat dari sisi yang ringan saja karena memang tidak pernah fokus mengikuti politik sebagai pelaku. Sebagai warga Jakarta, tentu mengikuti perkembangan kota ini yang sedang ramai pencalonan Cagub DKI 2017 nanti. Ahok, nama yang mulai akrab di telinga warga DKI ketika jadi pasangan JOKOWI tahun 2012 silam. Beruntung ketika Pak Koloni putuskan maju jadi capres dan terpilih, karena Ahok akhir nya jadi orang Nomor Wahid di ibukota.

Sepanjang Ahok sudah menonjol saat beliau bertugas sebagai wagub dengan tipikal yang keras dan suara lantang nya. Sejumlah momen begitu membekas ketika Ahok ada di dalam nya, sikap tanpa kompromi nya membuat kita geleng2 kepala. Pada sejumlah momen ramai saya termasuk pengagum Ahok karena tipikal keras nya memang dibutuhkan untuk Jakarta yang hidup nya sudah keras bung hahaha.

Di mensos FACEBOOK saya sempat saya tuliskan kekaguman saya, bisa cek sendiri deh. Saya sudah lupa apa saja karena saya tidak sedang kampanye buat Ahok hehehe. Tapi menurut saya Ahok adalah model pemimpin yang saat ini dirindukan khusus untuk model komunikasi dengan partai yang koruptif. Sikap Ahok yang tidak mau di setir oleh partai menurut saya dirindukan, banyak nya pejabat yang terlibat korupsi jelas selalu menjadi perbincangan dibalik layar bahwa tuntutan setoran kepada partai yang menjadi salah satu tuntutan korupsi dilakukan. Dari persepsi orang parpol memang kelakuan Ahok meninggalkan Gerindra yang menjadi kendaraan nya saat maju jadi Cawagub nya JOKOWI tentu tindakan kurang ajar tak tau diri. Bagi saya pun suatu kewajaran jika kader partai harus tunduk pada perintah organisasi, sehingga kita juga patut nya tidak usah heran jika JOKOWI jadi anak penurut dengan status PETUGAS PARTAI nya, iya toh….

Nah….memang sejumlah kebijakan Ahok tidak dapat diterima oleh publik seperti jualan kambing dan pemecatan Kepsek atau yang lainnya lah. Seorang pemimpin pasti tidak seluruh keputusan nya akan mengenang kan banyak pihak, inilah tantangan jadi seorang Pemimpin. Yang belum pernah jadi pemimpin ga usah komen yang pedas dan sok tau deh hahaha.

Nah….Ahok telah putuskan jadi CAGUB lewat jalur independen, ini adalah jalan panjang Ahok yang singkat. Jika gagal penuhi sampai batas waktu pengajuan maka dia akan sadar hanya akan jadi GUBERNUR hingga 2017 saja. Jika berhasil lolos seleksi awal maka akan jadi pertarungan yang seru. Saya memprediksi bahwa calon pasangan maksimal ada 3 atau 4 pasang saja. Calon pertama yaitu Ahok, kedua calon yang di using PDIP, ketiga calon yang di usung grup nya x KMP, ke empat parpol yang selain tersebut.

Jika hanya 3 pasang maka Ahok berpeluang kalah, namun jika sampai polarisasi jadi 4 pasang maka peluang Ahok cukup besar menang. Isu agama adalah tema yang biasa di lempar untuk menjegal calon yang non muslim pada daerah yang mayoritas. Ahok sangat pede karena punya pengalaman pilkada di belitung dan menang. Di Jakarta, tentu beda dengan daerah kepulauan tersebut. Pengumpulan KTP yang katanya sudah tembus 700 ribu cukup fenomenal, tapi tetap perlu pembuktian. Kunci kemenangan pasangan Koloni Ahok tentu akan menjadi memori mahal untuk mereka belajar di 2017 nanti jika lolos. Media dan opini menjadi salah satu kunci keberhasilan pasangan itu begitu menjadi hangat di sekitar warga. Tim Ahok menurut saya begitu kreatif berkampanye walaupun acara belum dimulai hehehe….apalagi status incumbent menguntungkan siapa saja.

Ahok begitu yakin dengan mesin politik versi independen yang di nama kan Teman AHOK, bahkan ada Muda Mudi Ahok, dll selintas saya dengar. Situs dan medsos sudah ramai mereka ramai kan, media yang akrab jadi santapan para netizen. Cara yang cerdas menurut saya saat ini. Ridwan Kamil pun menyadari pentingnya medis, maka nya dia tidak gaptek untuk berselancar di dunia maya bertemu dengan jutaan pengguna internet yang sejati nya belum tentu warga Bandung. Begitu juga Gubernur Jawa Tengah, Pak Ginanjar akrab di jagad twitter untuk memantau perkembangan di dunia maya serta berinteraksi dan ambil keputusan via internet atas respon masalah.

Nah, kembali ke Ahok. Isu agama, sopan santun atau sikap, cara memimpin, tolak ukur keberhasilan kinerja dll akan menjadi senjata lawan untuk menyerang Ahok. Bagi saya selama Ahok tidak terjangkit Korupsi maka dia akan terus lantang bersuara melawan dan pede bertanding. Isu potensi korupsi di RS menjadi ujian Ahok, apakah dia bersih atau penyakit an seperti pejabat lainnya.

Selayaknya dalam dunia demokrasi memang isu SARA sudah tidak relevan, tapi jika mau konsisten menjalankan agama tentu warga muslim punya pilihan lain yang lebih bertanggungjawab. Namun mencari pemimpin yang bersikap lantang dan melawan kepada legislatif mungkin hanya ditemui di JAKARTA. Bahkan kita disuguhi berita kesaksian Mantan gubernur sumut yang mengatakan proses kotor sebagai bagian deal anggaran dengan dewan adalah sesuatu yang rutin dan jadi budaya. Ini sungguh menyakitkan sejati nya. Walau bukan berita yang mengagetkan juga, karena persepsi itu sudah terlanjur tumbuh di masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun