Mohon tunggu...
Muhammad Nur Hayid
Muhammad Nur Hayid Mohon Tunggu... -

ingin mengabdi untuk kemaslahatan, menjadi sinar bagi gelapnya kehidupan akhir zaman, seperti kanjeng nabi muhammad khoirul kholqi walbasyar.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Minum Air Hujan Hingga Makan Nasi Bubur

2 September 2013   05:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:30 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Sebagai siswa yang tak terpisahkan dari MAN I Jember, selain sibuk dengan kegiatan asrama yang menjadi basecamp dan rumah sehari-hari kami dihajar dan ditempa dengan berbagai disiplin ilmu dan akhlak serta prilaku yang baik dan benar, kami juga bebas mengikuti kegiatan sebagaimana umumnya siswa di sekolah SMA. Kegiatan yang saya maksud itu adalah, kegiatan OSIS dan Pramuka. Teman-teman saya memilih berbagai kegiatan sesuai minat dan bakatnya. Ada yang ikut paskibra karena memang tinggi dan ganteng dan ceweknya cakep-cakep serta keren, seperti fahruddin, doni dan zaenul misalnya yang ikut paskibra dari temenku di MAK. Ada yang ikut music dan palang merah Indonesia. Dan ada pula yang ikut pramuka dan seksi 5 yang membidangi masalah social dan agama. Nah, saya itu ikut yang terakhir yakni pramuka dan seksi 5.

Sebenarnya kalau memungkinkan, aku ingin bisa ikut paskibra karena seksi ini sangat seksi sekali. Bayangkan, yang ikut paskibra pasti terkenal dan top di kampus, sebab setiap senin yakni upacara bendera selalu tampil dan dilihat oleh semua siswa MAN I Jember. Oleh karena itu, bagi yang punya bakat artis, layak masuk paskibra ini karena bakat itu akan terasah dengan baik dan bisa dterus dikembangkan, khususnya dalam pendidikan mental dan percaya dirinya.Ditambah lagi, yang ikut paskibra ini biasanya berasal dari berbagai jurusan di MAN I dan rata-rata harus cakep dan tinggi. Menggiurkan tidak, kita sedang masa-masa SMA lho bro. dan latihannya paling sering dan tertib dengan mendatangkan pelatih khusus dan lintas sekolah biasanya. Jadi pokoknya favorit deh. Karena itu, saya pun sebenarnya senang dan ingin masuk, tapi apa daya, ukuran badan saya nggak memungkinkan panjangnya, plus tampang saya yang pas-pasan menjadikan aku harus memilih yang lain.

Dan pilihan saya itu akhirnya adalah pramuka dan seksi 5. Untuk melatih disiplin dan mengembangkan jiwa pengembaraan saya, saya pilih pramuka sebagai pilihan saya. Sementara untuk berlatih organisasi dan agama serta debat, saya kembangkan di seksi 5. Kedua seksi ini tak membutuhkan syarat yang wah seperti paskibra, sebab asal mau ikut dan daftar pasti keterima. Dan benar, kawanku pun sama seperti saya, orang desa, banyak yang pas-pasan dan tak keren-keren seperti anak paskibra. Tapi, dalam hal mental dan tantangan, tak kalah hebat dan keran. Awal kali saya masuk pramuka, saat itu ketua pramuka dipimpin Kak Uun Yusufa yang kebetulan anak MAK yang sekarang menjadi dosen di ponorogo dan peraih gelar doctor dari UIN Jakarta. Hebat bukan pimpinanku, meskipun kecil tapi disiplinnya ok dan dahsyat hingga sudah bergelar doctor. Teman-temanku yang masuk pramuka adalah hamid, nur hasani dan solahuddin. Temen-temanku itu selain di pramuka juga ikut aktif di seksi 5 yang dikemudian hari, mereka ini yang jadi pimpinanya saat generasi kami yang memimpin. Misalnya hamid jadi komandan pramuka, salahudiin jadi komandan seksi 5 dan saya sendiri memilih jadi anak buah dan pasukan saja. Hehe.

Selama menjalani pendidikan dan latihan disiplin sebagai kader pramuka, tentu banyak cerita dan kenangan yang tak mungkin diungkap semuanya di sini. Namun saya akan menceritakan yang paling berkesan. Salah satunya adalah saat tugas jalan pengambilan baret dan kenaikan tingkat di watu ulo dan penjelajahan ke bumi banyuwangi dengan jalan kami. Kegiatan rutin sebagai anak pramuka sebagaimana kegiatan biasanya, yakni latihan setiap hari minggu dan kadang latgab dengan pramuka lain mulai dari baris-berbaris hingga meningkatkan ketrampilan bersama soal morse, teknik pelipatan tali dan pembuatan tenda cepat dan perbantuan umum. Dan Alhamdulillah, pendidikan yang digawangi dan dipandu kak uun dan kak wasilah yang kebetulan aslinya juga lumajang dan kakak-kakak senior lain yang aku lupa membuat dunia SMA ku begitu berwarna dan luar biasa. Di sini saya mendapatkan simpati fans dan cewe yang diam-diam mengincar anak desa yang dekil dan jelek tapi tetap menarik. Hehe.

Untuk diketahui, bahwa ketika di MI dan MTs dulu, saya juga aktivis pramuka dan bahkan menjadi kepalanya untuk penggalang. Saya juga pernah ikut bebrapa kali kemah ketika di MI dan MTs mewakili sekolahan saya di tingkat kecamatan dan kabupaten Lumajang. Jadi dunia pramuka ini memang sepertinya sudah mendarah daging di tubuh saya, meskipun ketika kuliah, aku akhirnya tak mau kembali ke dunia pramaka, karena dunia kuliah lain suasanya dnegan dunia khas pramuka yang menganut sistem senioritas kakak adik dan bentak-bentak ketika orientasi atau penaikan tingkat. Dan ternyata benar pilihan saya, saya bisa mendapatkan banyak dan sesuatu yang luar biasa yang akan selalu terkenang hingga kapanpun saat belajar di pramuka MAN I Jember. Betapa tidak, saya bisa keliling jember dari ujung utara, sampai selatan, barat sampai timur. Hal ini karena kegiatan pramuka yang menjadikan kami bisa berkeliling buana dan dengan aneka cara mulai naik angkot sampai nyegat mobil lewat dengan numpang gratisan.

Tak hanya itu, saya dan kawan-kawan sekitar 15 orang dari Pramuka MAN I Jember juga sempat melakukan perjalanan ke banyuwangi dengan melewati jember, silo, genteng hingga danau di dekat rumahnya tohir sampai ke laut dekat pelabuhan ketapang banyuwangi. Dahsyat bukan? Kenangan yang indah dan luar biasa karena selain ada cinta, juga ada yang lucu seperti adik kelas yang bernama fani selalu membuat tertawa ditengah capek kami yang berjalan kaki menyusuri hutan dan desa. Ada fajar dan luluk serta kak wasilah yang setia memasakkan kami meskipun kadang masakannya itu kematengen hingga jadi bubur. Hehe. Dan ada kak uun dan teman-teman seperti hamid, hasani yang selalu menghibur dan mengarahkan perjalanan bersejarah kami itu. Hingga setelahs ampai di pantai ketapang kami menikmati suasana liburan yang sempurna meskipun dengan pakai baju pramuka.

Bayangkan, siapa yang mengerakkan semua itu kalau tidak Allah. Karena kalau dipikir sekarang ini, tak mungkin kami akan mau untuk jalan sejauh itu dan bersusah payah. Tetapi karena semangatdan ingin berkarya dan berdedikasi kami lakukan semua itu dengan senang hati. Padahal saat itu tak ada HP dan lainnya serta uangpun pas-pasan adanya karena kami talangi dengan urunan. Tapi hasilnya, kenangan itu, saya kira akan abadi bagi para pesertanya hingga kakek nenek nanti. Sayangnya kami tak menemukan dokumen yang dulu seingat saya juga bawa kamera. Karena saat itu belum ada facebook ataupun twitter. Saya tak yakin siswa Aliyah jember yang sekarang akan mau dan siap melakukan perjalanna dan napak tilas seperti yang kami lakukan dulu.Karena memang dunianya telah berubah dan lebih dimudahkan segalanya.

Itu baru yang ke banyuwangi belum lagi yang keliling jember pojok utara, selatan, timur dan barat, alhamdulilah sudah kami lalui bersama berkat pramuka MAN I Jember. Hingga akhirnya yang paling terkesan kedua setelah perjalanna banyuwangi adalah pengambilan baret dan kenaikan pangkat dengan melakukan perjalanan dari MAN I Jember ke watu ulo. Perjalanan penuh liku yang tak lagi berfikir nyawa tapi hanya ada senang dan semangat serta dedikasi sebagai seorang pramuka sejati. Sebelum berangkat, kami dikumpulkan di depan lab computer dan disiapkan untuk menerima pembekalan dari [ara senior. Dalam sauna gelap para senior berpidato satu persatu dan tak jarang beberapa dari kami termasauk saya di bentak dan ditempeleng. Tapi saat itu rasanya tak ada marah dan dendam apalagi mau menuntut ke polisi atas nama pelanggaran hak asasi manusia seperti sekarang ini. Dan akhirnya apa? Keindahan bersama yang kami rasakan ketika semua tim berhasil sampai di watu ulo, kami bersiap dan berdoa bersama dan besyukur setelah kami memasang tenda. Dan pestanya saat itu adalah, bermain bersama dan mandi bersama dengan semua senior dan yunior setelah pembaiatan.

Saya masih ingat betul suasana haru dan gembira kami rasakan meskipun kaki ini seperti mau patah karena harus berjalan menyusuri jalan dari MAN I ke ambulu, pantai watu ulo di laut selatan. Dan saya ingat betul, karena memang saat itu masih miskin dan uang saku terbatas, kami selalu mampir ke rumah warga kalau haus untuk meminta air sumur guna di minum. Jika warganya tahu kalau air yang kami timba itu untuk di minum, mereka malah mempersilahkan masuk untuk diberi air minum yang sudah di masak dan kadang juga makanan ringan. Indahnya kalau sudah ketemu orang yang baik seperti itu. Sungguh pengalama n berharga dan sangat indah masa-masa di SMA itu. Namun, saat sampai di pantai watu ulo, tentu kami tak bisa minta lagi karena semua harus beli di sana. Namun kebetulan saat itu stok air sedang habis dan uang teman-teman pun juga habis. Allah maha tahu, hujan pun tiba, dan kami tadahi air hujan itu di atas tenda kami uang kami bukin agak longgar ke bawah agar bisa menampung air, dan kami masukkan air itu ke tempat yang sudah kami bawa dan kami minum bersama-sama. Dahsyatdan luar biasa kenangan itu.

Belum lagi kami yang melakukan perjalanan ke selatan ke hutan jember yang ada kebun binatang dank e beberapa tempat wisata di jember seperti air terjun dan pegunungan yang indah di sebelah utara jember yang saya lupa namanya. Semuanya memberikan kenangan dan keindahan hidup di jember yang sempurna. Semua kami jalani dengan senang hati dan penuh dedikasi karena memang kami ingin belajar dan belajar di kawah candradimuka MAN I Jember. Selain itu kegiatan pramuka kami juga melakukan latgab dengan MAN II, SMA 1 Jember dan sekolah lainya. Dan saat itulah kami bisa berinteraks dan menambah kawan. Saat itu memang dunia belum facebook atau twitter, makanya kami membuat buku persahabatan yang saling menuliskan alamat hobi dan lainnya. Haraannya terjadi komunikasi dan silaturahmi yang hanya bisa dilakukan dengan surat menyurat atau telpon bagi yang uang sakunya banyak.

Itu adalah kenangan indah dan luar biasa di Pramuka. Pun demikian di seksi 5, kami bisa belajar banyak tentang kepemimpinan dan ilmu manajemen organisasi. Tentu saja karena aku lebih banyak memilih pramuka, kegiatan saya di seksi 5 ini praktis lebih banyak ikut-ikutan saja ketimbang menajdi inisiator atau pengurus. Namun apapun, itu membuat perkembangan mental dan pengetahuan kami di saat itu terus berkembang berkat aktif di beberapa organisaisi itu. Bahwakn juga dengan di seksi 5 aku pernah tertarik dengan pesertanya juga yang berasal dari MAN umun yang katanya setelah kami lulus mereka itu melanjutkan di fakultas kedokteran. Panggilannya si kembar, namun karena tak pede dan gak berani, hanya berhenti di tertarik tak lebih dari itu. Meskipu di sisi lain, saya dikejar-kejar dan dijodohkan oleh teman-teman dengan cewe asli jember yang aku tak mau. Tapi tetap saja di paksa karena kebetulan kami sama-sama juga aktif di organisasi ektra kampus. Hingga setiap ulang tahun saya, dia mengirimkan bunga dan hadiah buku kenangan. Mungkin buku itu masih ada sampai sekarang di rumah. Hehehe. Sungguh masa-masa SMA itu luar biasa dan ceritanya tiada habisnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun