Mohon tunggu...
Mas Gagah
Mas Gagah Mohon Tunggu... Dosen - (Lelaki Penunggu Subuh)

Anak Buruh Tani "Ngelmu Sampai Mati"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Falsafah Pendidikan Jepang dalam Film Doraemon "Time Paradox"

19 Januari 2019   15:19 Diperbarui: 19 Januari 2019   15:34 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.dogdrip.net

Jika Pendidikan Hanya menghargai Nilai Akademik

"Time Paradox, teori tentang kontradiksi dalam Perjalanan menembus waktu dikarenakan berbagai hal yang dapat merubah sejarah? Sekarang ini. Perkembangan peradaban kita sedang tersendat dan mengalami jalan buntu, benar? Sedangkan melihat kenyataan yang ditunjukkan oleh Doraemon saat kita masih kecil. Perkembangan manusia saat ini terlampau lamban. Oh ya, kamu masih ingat? Saat kita masih kecil, Doraemon memperlihatkan gambar. Pada saat kita dewasa nanti, jalan-jalan keluar angkasa adalah hal yang biasa. Iya kamu benar! Bepergian dengan pintu ke mana saja. Mesin yang menghasilkan makanan hanya dengan satu tombol saja. Bahkan robot pelayankan?Karena itulah. Sebagai seorang pengamat. Aku terus berusaha dengan teliti. Supaya semua hal itu menjadi kenyataan" (Percakapan Nobita dan teman-temannya) 

Mengubah cara pandang pendidikan pada sebuah bangsa memang tidak mudah. Waktunya bisa sangat panjang dan mungkin lintas generasi. Sesulit apapun, pendidikan harus berubah, agar sebuah bangsa bisa berdaulat. Tanpa sebuah pendidikan, bangsa Indonesia masih akan kalah dengan bangsa lain.

Buat apa negara kita kaya raya gemah ripah loh jinawi, jika pada akhirnya kita miskin sumberdaya manusia. Karena miskin sumber daya manusia, kekayaan alam kita justru dinikmati oleh bangsa lain. Buruknya lagi, kita merasa bangga jika kemudian malah menjadi buruh di negeri sendiri. ironi sebuah bangsa zamrud khatulistiwa, tetapi rakyatnya masih banyak yang sengsara.

Soalan pendidikan kita sampai saat ini masih tidak berubah. Setiap pergantian pemimpin tidak pernah berubah inti dari pendidikan kita. Saat ini malahan, pendidikan kita sangat berbau kapitalistik. Pendidikan hanya diperjualbelikan yang kemudian hanya sedikit orang yang mampu membelinya.

Watak pendidikan yang diperjualbelikan, pada akhirnya menjadikan bangsa ini mudah dijajah. Pendidikan tidak menghasilkan orang-orang yang cerdas dalam ilmu pengetahuan. Watak pendidikan kita hanya menghasilkan lulusan yang suka menipu.

Kenapa seperti itu bisa terjadi?

Menurut saya, karena pendidikan kita hanya mementingkan sebuah nilai akademik. Watak pendidikan kita hanya mengejar juara pertama. Maka, orang yang pintar adalah yang nilai akademiknya paling tinggi. ukuran itulah yang menjadi dasar kehidupan berbangsa kita sampai saat ini.

Sebab mengejar nilai yang paling tinggi, maka segala cara dihalalkan untuk mendapatkannya. Kecurangan tidak menjadikan ukuran penilain akademik seseorang. Wajar kemudian banyak siswa yang lebih menyukai menyontek untuk mengejar nilai tertinggi.

Kekuatan Jepang dalam Jiwa Doraemon dan Prof Nobita

"Tapi bukan nilai yang kuinginkan. Melainkan ilmu pengetahuan yang lebih jauh. Dan aku masih terus berusaha lagi" (Prof Nobita)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun