Mohon tunggu...
Mas Gagah
Mas Gagah Mohon Tunggu... Dosen - (Lelaki Penunggu Subuh)

Anak Buruh Tani "Ngelmu Sampai Mati"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saya Ingin Menantang Kegagalan

24 September 2018   19:06 Diperbarui: 24 September 2018   19:31 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sering Juga Merasa Gagal Menulis

Tulisan ini sebenarnya saya pernah tuliskan lebih awa pada blog pribadi saya. Tapi tidak apalah, dengan sedikit reivsi saya terbitkan ulang di blog ini. Hari ini saya bingung hendak menulis apa. Belum ada ide-ide yang menarik untuk dituliskan. Membuka pc saya temukan tulisan lama. Maka saya lakukan revisi saja, kemudian terbitkan di sini.

Kali ini tema yang ingin saya tuliskan adalah tentang motivasi. Mungkin tema ini tidak menarik di antara gempita bola dan riuh pesta demokrasi kita. Yang penting saya ingin menulis, itu saja. Semoga ada orang yang membacanya. Meskipun tulisan ini juga tidak akan menjadi artikel utama.

Saya ingin menuliskan tentang kegagalan. Sebab, saat menulis inipun saya sering gagal. Tidak terhitung berapa kali gagal menulis. Tentu saja kegagalan itu berujung kecewa. Apalagi saat tulisan kita tidak diminati oleh orang lain.

Kegagalan itu seakan membunuh semangat menulis saya. Tetapi, saya tidak ingin menyerah. Menulis bagi saya sekarang, bukan seberapa orang yang akan membacanya. Pokoknya saya menulis saja, Menggerakkan jemari di atas keyboard PC atau laptop.

Sekarang saya mengerti tidak ada kata gagal dalam menulis. Kegagalan itu jika kita berhenti menulis.

Mendefinisikan Kegagalan

Apa makna gagal sebenarnya? Kenapa kita bisa gagal? Pertanyaan ini jika dijelaskan memerlukan jawaban ilmiah yang luas. Gagal memang menjadi hak milik manusia. Tidak ada manusia yang tidak pernah gagal sebelum naik di puncak sukses.

Apakah orang sukses itu tidak pernah gagal? Apakah orang sukses di luar sana itu jalannya baik-baik saja? Mari kita ambil orang dianggap the loser (orang gagal), tetapi kemudian menjadi the winner (sang juara).

Legenda bola basket dunia Michael Jordan pernah dianggap orang paling bodoh. Guru olahraga menggap dirinya tidak mungkin bisa menjadi pemain basket. Apakah Jordan menyerah? Apakah Jordan pulang begitu saja ke kampung halamannya? Justru cemooh orang itu dijadikannya cambuk. Jordan menantang kegagalan pada dirinya. Jordan kemudian terus berlatih. Setiap hari bahkan dia mencoba mendribel bola basket hingga ribuan kali.

Saking gilanya mendribel bola kemudian mecoba memasukkan bola ke ring hingga ribuan kali. Siang sampai malam kadang tidak pernah berhenti hingga orang-orang mengganggap Jordan gila. Apakah Jordan menyerah begitu saja? Jordan tetap melakukannya, menantang kegagalan. Bertahun-tahun kemudian, cemooh orang itu salah. Michael Jordan menjadi legenda hidup pebasket dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun