Mohon tunggu...
Fathan Muhammad Taufiq
Fathan Muhammad Taufiq Mohon Tunggu... Administrasi - PNS yang punya hobi menulis

Pengabdi petani di Dataran Tinggi Gayo, peminat bidang Pertanian, Ketahanan Pangan dan Agroklimatologi

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Sup Minang Putra, Lezatnya Kuliner Minang di Tanoh Gayo

6 Februari 2015   17:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:43 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14231924992135673691

Kota Takengon di Dataran Tinggi Gayo menyimpan pesona wisata alam yang luar biasa, keindahan Danau Laut Tawar, pemandangan ala puncak di Pantan Terong, agrowisata Despot Linge dan Atu Lintang, air terjun Mengaya, polles Nenas di Pegasing, pacuan kuda tradisional, merupakan sebagian dari pesona alam itu.

Keindahan alam yang nyaris masih sangat natural itu menjadikan Takengon sebagai salah satu daerah tujuan wisata potensial di Aceh, letaknya yang berada di dataran tinggi yang masih dipenuh dengan pepohonan dan hutan menghijau ditambah udara sejuk yang menyegarkan, membuat banyak wisatawan baik domestic maupun mancanegara tertarik untuk mengunjungi daerah ini.

Suguhan kopi arabika Gayo specialty dengan rasadan aroma khas yang dapat dijumpai di hampir semua tempat di daerah ini, menambah daya tarik bagi para wisatawan. Begitu juga bagi para penikmat kuliner tradisional, kota Takengon dan sekitarnya juga sudah menyediakan beragam menu khas daerah.

Tidak saja menu khas Gayo seperti Pengat Ikan Depik (sejenis ikan kecil yang merupakan ikan endemik yang hanya ada di danau Laut Tawar), Masam jing (masakan asam pedas khas Gayo) Mujahir dan ikan Masa, Ikan Panggang, Cecah (sambal) Terong Belanda dan sebagainya yang banyak terdapat di kafe-kafe di pinggiran Danau Laut Tawar, di daerah ini juga banyak rumah makan khas Aceh, Jawa dan Minang yang tersebar hampir di setiap sudut kota.

Memasuki bulan Pebruari, dimana kota Takengon merayakan hari jadinya, even pacuan kuda tradisional menjadi even wisata andalan di daerah ini. Kuda-kuda baik lokal maupun hasil persilangan berpacu di lapangan Blang Bebangka di kawasan Pegasing, tak jauh dari lokasi agrowisata Nanas yang terkenal itu, di tempat ini para wisatawan dapat menikmati segar dan manisnya buah nenas Pegasing yang langsung dipetik dari pohonnya.

Melintasi jalan dari kota Takengon menuju Pegasing, anda akan melewati perkampungan di pinggir jalan yang dikenal dengan nama desa Uning, di sepanjang jalan di kawasan itu dpenuhi pedagang makanan mulai dari berbagai jenis gorengan, mi Aceh, bolu Aceh sampai aneka buah-buahan.

Jarak desa Uning dari Takengon tidak begitu jauh, hanya sekitar 4 kilometer atau sekitar sepuluh menit perjalanan dengan kendaraan, kondisi jalanpun termasuk baik karena merupakan jalan provinsi yang menghubungkan kabupaten Aceh Tengah dengan kabupaten Gayo Lues dan Aceh Tenggara dan merupakan jalur alternative menuju kota Medan di Sumatera Utara.

Begitu memasuki kawasan Uning, disisi kanan jalan ada sebuah rumah makan khas Minang yang bertajuk Minang Putra, warung yang tidak begitu besar itu setiap hari selalu ramai dikunjungi pembeli yang ingin menikmati hidangan kuliner khas Minang. Meski tidak terlalu besar, tapi rumah makan ini terlihat bersih dan nyaman, aneka menu yang disediakan di rumah makan ini juga cukup menantang selera.

Namanya juga rumah makan Minang, menu yang tersedia juga tidak jauh jauh dari kuliner khas Kota Gadang karena pemiliknya juga kebetulan berasal dari nagari bundo kanduang itu. Kuliner khas Padang seperti Rendang, Dendeng Balado, Ayam Balado, Kerupuk Kulit, Ikan panggang dan beberapa jenis menu masakan lain selalu tersedia di rumah makan ini setiap hari.

Ada yang khas dari rumah makanini yaitu Sup Daging Minang Putra, nama sup ini jadi terasa spesifik, karena memang hanya ada di rumah makan ini, banyak pengunjung rumah makan ini yang memang khusus datang ke tempat ini untuk menikmati sup yang rasa dan aromanya nyaris tidak ditemukan di tempat lain. Rasanya seperti belum sah kalo datang ke rumah makan ini tanpa menikmati kelezatan sup ini.

Sekilas, sup yang di hidangkan di rumah makan ini biasa saja, campuran daging dan tulangan yang empuk dipadu dengan sayuran kentang dan wortel dibumbui dengan bumbu sup seperti biasa. Tapi yang membuat para pengunjung ketagihan adalah rasa dan aromanya yang khas serta tidak terlihat berlemak. Begitu sup itu tersaji di meja, aroma harum segera tercium dari mangkok tempat sup itu, kuahnya terlihat bening tapi bumbu sup yang dipadu dengan beberapa jenis rempah akan segera menggugah selera anda, apalagi hidangan sup ini ditemani dengan nasi putih yang berasal dari beras kuku balam yang pulen dan harum itu.

Tapi karena ramainya peminat sup ini, “durasi” penyajian sup ini termasuk “terbatas”, dimulai dari sekitar jam 11 saat sup ini masak, dan paling lambat jam 2 siang, persediaan sip biasanya sudah “kandas”, jadi kalau anda ingin mencoba kelezatan sup ini, datanglan pada jam “makan siang” antara jam jam 11 sampai jam 2 siang, lewat jam itu kemungkinan anda tidak akan “kebagian jatah”, tapi anda tidak perlu kecewa hmenu selain sup masih tersedia sampai sore bahkan malam hari.

Bagi yang ingin menikmati sup ini bersama keluarga di rumah, anda juga bisa meminta pemilik rumah makan untuk membungkusnya. Selain lezat dan (mungkin) rendah kolesterol, harga yang di bandrol untuk menu ini juga cukup terjangkau, cukup dengan Rp 25.000 saja anda sudah dapat menikmati seporsi sup ukuran jumbo plus sepiring nasi putih dan cukup menambahkan Rp 5.000, anda sudah mendapat “bonus” dua buah perkedel kentang yang juga nggak kalah lezatnya.

Kalo anda tidak ingin menikmati sup ini di sini, tapi ingin membawanya pulang ke rumah, harganya lebih murah, cukup Rp 20.000 seporsi tanpa nasi putih, cukup “bersahabat” bukan?.

Ternyata Dataran Tinggi Gayo yang indah itu tidak saja menyajikan kuliner khas Gayo saja, kenikmatan kuliner “daerah tetangga” juga dapat dinikmati disini, tentu saja dengan suasana yang berbeda dengan daerah asalnya.

Kalau anda menikmati masakan Minang itu di Bukit Tinggi atau di Padang, mungkin kesannya akan biasa-biasa saja, tapi menikmati keliner Minang ditemani keindahan dan kesejukan alam Gayo akan terasa “berbeda”. Anda penasaran? silahkan datang ke “sepenggal tanah dari sorga” Dataran Tinggi Gayo.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun