Mohon tunggu...
Fathan Muhammad Taufiq
Fathan Muhammad Taufiq Mohon Tunggu... Administrasi - PNS yang punya hobi menulis

Pengabdi petani di Dataran Tinggi Gayo, peminat bidang Pertanian, Ketahanan Pangan dan Agroklimatologi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Perempuan Hebat di Balik Sukses Diklat Pertanian di Aceh

30 Oktober 2017   13:31 Diperbarui: 30 Oktober 2017   14:52 1656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1, Tisri Budayanti, SP, MP, sosok perempuan hebat dibalik sukses penyelenggaraan diklat pertanian di Aceh (Doc. FMT)

Balai Pendidikan dan Latihan Pertanian Aceh yang berlokasi di kawasan Saree, Aceh Besar, merupakan satu-satunya balai diklat pertanian yang ada di provinsi Aceh. Tidak mengherankan jika kemudian balai diklat ini menjadi tumpuan para penyuluh pertanian dari seluruh Aceh untuk mendapatkan pelayanan diklat yang mereka butuhkan. 

Balai diklat yang sudah berdiri lebih dari 30 tahun ini, awalnya memang bernama Balai Latihan Penyuluh Pertanian (BLPP), karena balai diklat ini memang fokus menyelenggarakan berbagai pelatihan bagi para penyuluh pertanian. Namun belakangan, setelah namanya berubah menjadi Balai Diklat Pertanian, lembaga diklat yang sejak 7 tahun lalu dipimpin oleh drh. Ahdar, MP ini, juga menyelenggarakan berbagai diklat bagi petani, selain tetap intens menjadi tempat para penyuluh mengasah kemampuan dan ketarampilan mereka melalui diklat teknis maupun fungsional.

Setiap tahunnya, balai diklat ini menyelenggarakan tidak kurang dari 50 angkatan diklat, reguler dimana setiap angkatan diikuti oleh 30 peserta yang berasal dari seluruh kabupaten/kota dalam wilayah Aceh. Untuk sekali penyelenggaraan, meliputi tiga kelas dengan waktu pelatihan rata-rata 1 minggu atau 7 hari, artinya untuk menyelenggarakan semua angkatan diklat tersebut dibutuhkan waktu 17 minggu penuh. Sementara interval penyelenggaraan diklat, biasanya hanya berselang 4 -5 hari antar angkatan, berarti dalam sebulan, balai diklat ini menyeleggarakan 2 -- 3 kali diklat. 

Untuk diklat reguler saja, waktu yang tersita untuk penyelenggaraannya 6 -- 7 bulan, belum lagi diklat kerjasama yang juga sering dilaksanakan di balai dikalt ini. Balai Pelatihan Pertanian Jambi dan Pusat Pelatihan Kepemimpinan dan Sumber Daya Manusia Pertanian (PPMKP) Ciawi, adalah dua lembaga diklat lingkup Kementerian Pertanian yang sering bekerjasama dengan Balai Diklat Pertanian Aceh dalam penyelenggaraan berbagai diklat pertanian.

Untuk menyelenggarakan diklat dengan jadwal yang cukup padat tersebut, tentu butuh manajemen dan pengaturan skedul yang baik, mulai dari mengirimkan surat panggilan calon peserta ke semua kabupaten/kota, menghubungi nara sumber atau pemateri, menyusun jadwal diklat, menyediakan software dan hardware pendukung pelatihan, mengatur kamar atau asrama peserta, menyediakan akomodasi dan konsumsi bagi peserta, menyelenggarakan diklat sesuai jadwal, sampai neyusun laporan dan membuat evaluasi pelaksanaan diklat. Untuk melakukan semua itu, tentu dibutuhkan tenaga-tenaga skill yang siap bekerja all time dengan sinergi antar individu yang baik pula.

Untuk mengkoordinir semua tahapan diklat, tentunya dibutuhkan seorang manajer yang mampu mengatur semua kegiatan mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai dengan pelaporan dan evaluasinya. Sang manajer harus mampu memanage timnya agar dapat bekerja dengan baik, sehingga pelaksanaan diklat dapat berjalan dengan baik pula. Demikian juga dengan indek kepuasan para peserta diklat, juga menjadi salah satu focus dari tim atau panitia penyelenggara diklat.

Sosok perempuan dibalik sukses pelaksanaan diklat

Beruntung Balai Diklat Pertanian Aceh memiliki seorang perempuan tangguh yang siap bekerja all out untuk melaksanakan seluruh rangkaian diklat yang dialokasikan dib alai diklat ini. Sosok perempuan pekerja keras ini, tidak lain adalah Tisri Budayanti, SP, MP yang sehari-hari menjabat sebagai Kepala Bagian Tata Usaha di balai diklat tersebut. 

Sebagai kepala bagian tata usaha, tugas Tisri tidaklah ringan, seluruh urusan 'rumah tangga' balai menjadi tanggung jawabnya, mulai dari urusan administrasi, perlengkapan, peata usahaan sampai penyelenggaraan semua diklat, menjadi tanggung jawab perempuan berwajah manis penyandang gelar Magister Pertanian dari Universitas Andalas Padang ini.

Setiap kali putaran diklat dimulai, Tisri adalah sosok yang paling disibukkan dengan urusan ini, karena sesuai dengan jabatannya, dia juga berperan sebagai ketua panitia setiap kali ada penyelenggaran diklat di balai ini. Memang dia tidak bekerja sendirian, ada beberapa staf yang siap membantu pekerjaannya, namun tanggung jawab utama tetap terletak di pundaknya. Itulah sebabnya, dia nyaris tidak punya hari libur, karena begitu diklat dimulai, tidak ada istilah libur meskipun hari Sabtu dan Minggu. Namun semua itu bisa di'handle' oleh Tisri, karena dia memang punya skill manajemen yang sangat baik, ditambah lagi pengalamannya selama puluhan tahun bertugas di tempat ini.

Meski setiap putaran diklat sangat menyita fikiran, tenaga dan waktunya, namun sosok perempuan peramah yang berpenampilan sederhana ini, seperti tidak mengenal rasa capek. Senyumnya selalu mengembang dibibirnya saat bertemu dengan peserta maupun nara sumber diklat, begitu juga dengan sapaan ramah yang selalu dilontarkannya. 'Standar pelayanan' seperti inilah yang membuat setiap diklat yang dia kelola selalu berjaan sukses, dan selama bertahun-tahun dia menjadi penyelenggara diklat, nyaris tidak pernah ada keluhan apalagi komplain dari peserta maupunn nara sumber. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun