Mohon tunggu...
M AsepAnwarudin
M AsepAnwarudin Mohon Tunggu... Freelancer - Hai Salam Kenal!

Introvert

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Trotoar di Negeriku Bak Permadani Si Kuda Besi

24 November 2019   15:53 Diperbarui: 24 November 2019   15:59 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Negeriku indonesia, surga dijamrud katulistiwa, tanahnya subur hingga tongkat dan batu bisa jadi tanaman, bahkan lautan negeri ini pun disebut-sebut adalah kolam susu. Inilah indonesia negeri yang kaya dengan deretan sejarah dari majapahit sampai pajajaran namun sayang trotoar yang sempitpun tak sempat kami rasakan dengan nyaman.

Ya tak aneh lagi, trotoar adalah salah satu bagian terpenting dijalan raya. Jika Menurut Ir. Wobowo Gunawan dalam bukunya Standart Perancangan Geometrik Jalan Perkotaan menjelaskan bahwa trotoar memiliki pengertian sebagai bagian jalan yang disediakan untuk pejalan kaki. Umumnya ditempatkan sejajar dengan jalur lalu lintas, dan harus terpisah dari jalur lalu lintas oleh struktur fisik.

Namun jika kita lihat dijalanan tak layak rasanya disebut trotoar jika dalam kenyataannya keberadaannya dialih fungsikan menjadi jalan alternatif si Kuda Besi atau tak lain adalah sepeda motor, tempat parkir dan aktifitas lain yang mengganggu kenyamanan pejalan kaki.

Adapun fungsi trotoar yang telah di tegaskan dalam pasal 34 ayat (4) Peraturan Perundang-undangan Jalan yang berbunyi:

"Trotoar sebagaimana dimaksud pada ayat (3) hanya diperuntukan bagi lalu lintas pejalan kaki".

Pengertian tersebut mengatakan bahwa antara trotoar merupakan tempat berjalan kaki yang berada bersebalahan dengan jalan raya, keadaan trotoar dan jalan raya harus memiliki batas yang memisahkan keduanya. Pemisah yang dibuat tersebut digunakan untuk keamanan pejalan kaki agar pemakai jalan raya tidak memasuki wilayah trotoar dan dapat membahayakan pejalan kaki.

Namun pada kenyataannya saat ini trotoar sudah banyak yang  di salah gunakan dan banyak mengalami perubahan, baik secara fisik maupun fungsi.

Selain itu trotoar bukan tempat untuk parkir karena bentuk fisik trotoar, lebar dan tinggi diatur sedemikian rupa agar pejalan kaki dapat berjalan dengan nyaman. Dengan adanya kendaran bermotor yang pakir diatas trotoar, secara otomatis akan menjadikan lebar trotoar semakin sempit, karena lebar trotoar dihitung dari rating pejalan kaki yang melintas di daerah tersebut. Jumlah pejalan kaki yang melintas harus disertai dengan lebar yang memadai, akan menjadikan pejalan kaki lebih aman dan nyaman.

Yayat Supriatna selaku pakar tata ruang kota mengatakan bahwa penggunaan trotoar sebagai lintasan pengendara motor  memang sering terjadi di kota-kota besar yang rawan kemacetan.

Yayat menilai banyaknya pengendara motor yang masih menggunakan trotoar dipengaruhi oleh 3 hal. Pertama karena tidak ada sanksi hukum yang tegas dari pihak yang berwajib. Kedua, karena tekanan dari kondisi jalanan yang sudah sangat macet. Ketiga, pejalan kaki lemah dalam memperjuangkan haknya sebagai pejalan kaki.

Para peneliti di Universitas Stanford menggunakan data menit per menit dari 700.000 orang yang menggunakan Argus--aplikasi pemantau aktivitas--pada telepon seluler mereka. Hasilnya, Adapun penduduk paling malas sedunia adalah orang Indonesia yang berada pada posisi terbuncit dengan mencatat 3.513 langkah per hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun