Awal Langkahku Mendokumentasikan Budaya Tradisional
Sejak kecil, saya selalu tertarik pada kesenian dan budaya Jawa, terutama barongan, wayang kulit, dan ketoprak. Namun, niat untuk mendokumentasikannya secara serius baru muncul ketika saya secara tidak sengaja merekam sebuah pertunjukan barongan. Awalnya, itu hanya video biasa. Tapi ketika saya menontonnya ulang di rumah, saya mulai berpikir: "Kenapa tidak saya jadikan konten YouTube saja?"
Saat itu saya belum punya nama channel, belum punya konsep, dan hanya bermodal kamera ponsel yang terbatas. Tapi niat saya sudah bulat. Saya syuting dulu saja, urusan nama dan channel belakangan. Namun sayangnya, video hasil syuting pertama saya hilang karena masalah memori di ponsel. Saya sempat kecewa dan ingin menyerah.
Tapi pengalaman itu justru menjadi titik balik. Saya kemudian mencari nama channel, sempat bertanya ke beberapa teman, tapi tak ada yang cocok. Sampai akhirnya saya berpikir, "Kenapa tidak pakai nama sendiri saja?" Maka lahirlah nama Eko Pras TV.
Setelah nama itu jadi, saya mulai semangat lagi. Konten pertama yang berhasil saya dokumentasikan dan unggah adalah pertunjukan barongan Sekar Mulya Jaya di Desa Cangkring, dalam acara sekolah. Sejak saat itu, saya terus bergerak, meliput berbagai pertunjukan rakyat yang bisa saya jangkau.
Saya percaya bahwa budaya tradisional adalah kekayaan yang tidak boleh hilang ditelan zaman. Maka saya mulai bertekad untuk mendokumentasikan pertunjukan barongan, reog, dan seni rakyat lainnya, baik dari desa saya sendiri maupun wilayah lain di Demak, dan bahkan sempat saya kejar hingga ke Jogja.
Semua saya rekam dengan peralatan seadanya. Kamera ponsel adalah saksi utama perjalanan ini. Tapi saya percaya, semangat dan niat lebih penting dari alat.
Saya berharap dengan dokumentasi ini, generasi muda bisa tetap mengenal budaya daerahnya, dan masyarakat luas bisa menyaksikan bahwa seni tradisi kita masih hidup.
📌 Tentang Penulis
Eko Prasetiyo adalah kreator budaya digital asal Turirejo, Demak. Ia mendokumentasikan tradisi rakyat seperti barongan, jaranan, dan kesenian desa lainnya melalui video, foto, dan cerita. Ia aktif mengunggah karya di berbagai platform sosial dan media daring.