Mohon tunggu...
Masduki Duryat
Masduki Duryat Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya seorang praktisi pendidikan, berkepribadian menarik, terbuka dan berwawasan ke depan. Pendidikan menjadi concern saya, di samping tentang keagamaan dan politik kebijakan--khususnya di bidang pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kepemimpinan Indramayu: Tidak hanya Kuantitatif, dan Janji yang Terabaikan

12 Oktober 2022   10:13 Diperbarui: 12 Oktober 2022   10:18 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kepemimpinan Indramayu; Tidak Hanya Kuantitatif, dan Janji yang Terabaikan

 Oleh: Masduki Duryat

 Masih segar di memori kita tentang kontestasi pemilihan bupati Indramayu  yang dilaksanakan secara serentak Rabu tanggal 9 Desember 2020 lalu. Ketika itu berdasarkan hitung cepat (quick count), perolehan suara terbanyak diperoleh pasangan Nina-Lucky sebanyak 36,7 %, kemudian pasangan Daniel-Taufik 28,1 %, disusul pasangan Sholihin-Ratnawati 26,3 dan pasangan Toto-Deis sebanyak 8,9 %.

Berdasarkan SK KPU RI No. 60/PL.02.7-SD/03/KPU/1/2021 tanggal 20 Januari 2021 dan Keputusan KPU Kab. Indramayu No. 8/PL.02.7-Kpt/3212/KPU-Kab/2021 tentang penetapan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Terpilih pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak Tahun 2020 Nina Agustina-Lucky Hakim ditetapkan sebagai bupati dan wakil bupati terpilih  dengan perolehan suara sebanyak 313.768 pemilih atau 36,76%.

Hingar bingar politik dalam eskalasi yang cukup memanas tidak hanya negatif campaign, tetapi juga diwarnai dengan black campaign telah berakhir.

Sekat-sekat partai dan golongan karena pengusungan kepentingan calon telah selesai, yang tersisa adalah bagaimana pemimpin terpilih merangkul sekat-sekat yang terberai itu menjadi satu kembali menjadi kekuatan untuk membangun Indramayu yang lebih maju dan demokratis. Sebab demokrasi yang sehat pada tataran implementatif tidak semata-mata disandarkan pada konteks jumlah. Demokrasi kuantitatif atau jumlah, akan mereduksi makna demokrasi yang luas dan substansial---semata-mata ke konteks adu kekuatan---sebab sejatinya praktek demokrasi itu akan deliberatif, kualitatif dan substantif.  

Demokrasi Deliberatif, Kualitatif dan Substantif 

Pada pandangan Alfan Alfian, deliberasi mengedepankan prinsip imparsialitas yang menekankan pada argumentasi yang berkualitas, rasional dan bertanggungjawab, inklusif, transfaran, imparsial, dan egaliter". Held mencatat "Deliberasi dapat meningkatkan kualitas kebijakan publik, dengan alasan; Pertama, peningkatan kemampuan penguasaan masalah hal ini bisa dilakukan melalui pertukaran informasi dan wawasan; Kedua, tujuannya berorientasi pada kepentingan bersama berbarengan juga untuk memetakan kepentingan pribadi/kelompok; Ketiga, bahasa kepentingan dikonversi dengan bahasa rasionalitas. Tampaknya demikianlah yang relevan dan tercermin dakam Pancasila, sila keempat; Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratab/perwakilan".

Masih menurut Alfan Alfian ketika kepemimpinan dikaitkan dengan politik, seorang pemimpin harus memiliki beberapa kriteria.

Kriteria itu antara lain memiliki visi dan proses; keterpanggilan dan kemanusiaan; kepelayanan, ketulusan dan kesantunan; perjuangan, penderitaan, pengorbanan dan kepahlawanan; tanggungjawab; inisitif, inovasi dan resiko; kepribadian, keteladanan dan panutan; kredibilitas, integritas, amanah dan trust; kemampuan, kapasitas, dan kompetensi; pengalaman, wawasan dan sikap terbuka; bahasa, intelektualitas, emosionalitas, dan spiritualitas, totalitas versus konflik kepentingan; efektivitas, percaya diri dan skala prioritas; charisma, mitos, obyektifitas dan rasionalitas; popularits, otentisitas dan elektabilitas; pilihan, level dan pengaruh; harapan, motivasi, pemberdayaan dan kerja tim; empati, solidaritas, kebersamaan dan modal social; mindset, mental dan kultur; komunikasi, propaganda, lobi dan negosiasi; momentum, upacara, dan perubahan; daya saing, kerjasama dan stamina; dedikasi, loyalitas dan konsistensi; disiplin, legacy dan regenerasi". 

 99 Program Unggulan

Dari kriteria yang disebutkan alfan Alfian kemudian pasangan Nina-Lucky sebagai pemimpin politik dengan keterpanggilan dan tanggung jawabnya. Keduanya memiliki harapan besar dalam mewujudkan Indramayu bermartabat melalui Sapta Nata Mulia Jaya yang menjadi tolok ukur dalam mewujudkan  Indramayu Bersih, Religius, Maju, Adil, Makmur dan Hebat  (Bermartabat).

99 programnya disingkat dengan 'Jalan Halus, Ekonominya Mulus, Anak-anak Sekolah Pada Lulus, dan Orang Tua Punya Pulus'.

Jalan Halus berarti berarti soal infrastruktur di Kabupaten Indramayu yang akan dibenahi lebih baik. Ekonomi Mulus, berarti berbicara soal pedagang dan daya beli masyarakat.

Selanjutnya Anak-anak Pada Lulus, berarti program yang mencakup pendidikan dan kesehatan.

Orang Tua Punya Pulus, berarti jangan menghabiskan uang untuk keperluan saja tapi harus ada sisi investasi. Jangan jadi miskin struktural, kerja hari ini langsung habis. Prioritas pertama yang akan menjadi unggulannya adalah soal kesejahteraan petani dan nelayan. Hal ini disebabkan mayoritas masyarakat di Kabupaten Indramayu adalah petani dan nelayan.

Kita akan kawal, ketika itu dengan optimisme dengan berpartisipasi aktif dan menjadi pemain di daerah sendiri untuk mengusung misi besar, Indramayu yang lebih baik dan lebih maju. Mungkinkah? Semua sangat bergantung pada kemauan pemimpin politik dan partisipasi masyarakat. Kepemimpinan yang tidak hanya mengandalkan demokrasinya dalam konotasi kuantitatif tetapi lebih pada Deliberatif yang dapat meningkatkan kualitas kebijakan publik.

Janji; Realitas Politik?

Pertanyaan mungkinkah di atas pada akhirnya mewujud dalam realitas. Janji tinggal janji, tapi realitas terabaikan.

Memang ketika pemimpin politik mengikatkan diri pada sejumlah janji kampanye pada proses demokrasi pemilihan misalnya menurut M. Alfan Alfian adalah lazim saja. Kalau Rene Descartes beradagium cogito ergo sum---aku perpikir, maka aku ada---pemimpin politik; aku berjanji maka aku ada. Politisi selalu berdalih, janji kampanye itu satu hal, memerintah adalah hal lain. Ini mirip sindiran mantan PM Uni Soviet Nikita Khrushchev (1958-1964), politisi itu semuanya sama; mereka janji membangun jembatan, meskipun tidak ada sungai. Bagi politisi bahkan garam tidak selamanya berasa asin.

Janji untuk membangun, bukan penguasa tapi pemimpin, mensejahterakan rakyat, menghilangkan kebodohan, memberantas kemiskinan, nafas rakyat adalah jiwaku, pendidikan harus dimartabatkan melalui kesejahteraan gurunya, kesehatan gratis dan lain-lain adalah jargon-jargon yang sering dijanjikan pada kampanye dalam proses demokrasi.

Kenyataannya hanya lip service, hanya menghasilkan 'artis' pura-pura pemimpin. Birokrat menjadi mainan politik. Hanya perubahan warna cat gedung, jembatan, jilbab dari satu warna ke warna lainnya yang penuh kamuflase. Birokrat kompeten tidak tampak. Kalah sama barisan puja-puji, menjilat dan phobi terhadap kritik serta lena dalam hegemoni yang mengekang kreasi untuk terus berjuang bagi kesejahteraan masyarakat dan rakyatnya.  

Sekat-sekat yang terberai serta polarisasi sebagai dampak dari pemilihan bupati dan wakil bupati juga masih terasa di tengah masyarakat dan birokrat. Bahkan disharmoni antara bupati dan wakilnya juga menjadi perbincangan serius di tengah masyarakat Indramayu. 99 Program unggulan juga masih jauh panggang dari api yang membutuhkan perjuangan di sisa masa jabatan yang tak terlalu lama.

 

*)Penulis adalah Dosen Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon, tinggal di Kandanghaur Indramayu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun