"Aku bersumpah padamu, ia benar-benar ada di dalam sumur itu. Coba lihat sendiri," tukas Kelinci. Dan Singapun menyanggupi. Begitu ia mengintip ke dalam sumur, betapa kagetnya ia. Ada seekor Singa yang garang di dalamnya. "Lihat! itu dia! Serang sebelum ia menerkam kita!" Dan Singa pun dengan kemarahannya menerkam Singa di dalam sumur, yang tak lain adalah bayangannya itu.
Alfan Alfian kembali menegaskan dengan ilustrasi di atas, bahwa kemarahan pada ahirnya akan dikalahkan oleh kelihaian. Kedamaian diciptakan dengan ketulusan. Dalam demokrasi ada prinsip cheks and balances, justru untuk mencegah penguasa dzalim.
Penutup
Ketulusan inilah yang difragmentasikan Nabi dalam kepemimpinannya, sehingga menjelang akhir hayatnya masih menyebut "ummatku, ummatku, ummatku". Masihkah meragukan kemuliaan akhlaq Nabi yang Allah menyebutnya di dalam al-Quran dengan "Wa innaka la'alaa khuluqin 'adhim".
Â
*Penulis adalah Dosen Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon, tinggal di Kandanghaur Indramayu