Mohon tunggu...
Masduki Duryat
Masduki Duryat Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya seorang praktisi pendidikan, berkepribadian menarik, terbuka dan berwawasan ke depan. Pendidikan menjadi concern saya, di samping tentang keagamaan dan politik kebijakan--khususnya di bidang pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dimensi Cinta Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW (Refleksi Peringatan Maulid Nabi)

9 Oktober 2022   06:29 Diperbarui: 9 Oktober 2022   06:33 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona


Kepemimpinan Nabi, Bertabur Cinta

Bahwa ada gerakan separatis dari sempalan gerakan Islam yang mengekspresikan dengan kekerasan dari interpretasi ajarannya tidak bisa dipungkiri ada semenjak awal kemunculan Islam, misalnya yang diperlihatkan oleh Khawarij. Tetapi dengan mengeralisasikan bahwa Islam dan ajarannya identik dengan kekerasan, teroris juga tidak bijak dan kurang memahami sejarah serta ajaran Islam secara holistic.

Cukuplah apa yang disampaikan Nabi ketika melakukan haji Wada' sebagaimana diuraikan Jalaluddin Rakhmat, menggambarkan kerahmatan Islam di bukit Namirah; Nabi memandangi wajah para sahabatnya. Lalu bertanya, "Tahukah kamu siapa yang disebut Muslim? Al-Muslimu man saliman Nasu min lisanihi wayadih. Seorang Islam ialah orang yang seluruh manusia tidak pernah diganggu dengan lidah dan tangannya", kata Nabi yang mulia.

Lalu Nabi bertanya lagi, "Tahukah kamu siapa yang disebut mukmin?" Al-Mu 'minu man aminan Nasu fi amwalihim wa anfusihim.   Seorang mukmin ialah orang yang mendatangkan rasa aman pada orang lain dalam  hartanya dan  dalam (kehormatan dan  kehidupan) dirinya.

Dengarkan apa kalimat terakhir dari wasiatnya yang terakhir: La tarji'u ba'di kuffaran yadhribu ba'dhukum riqaba ba'dhin.   Janganlah  kamu kembali kafir, yakni kamu saling memerangi di antara kamu!

Menurut Nabi saw, seorang Muslim tidak akan pernah menggunakan lidah dan tangannya untuk menyakiti siapa pun. Ia menamakan pengikutnya Muslim, yang artinya  selain  orang  yang   pasrah  kepada  Allah  SWT., juga orang  yang mendatangkan keselamatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan kepada orang-orang di sekitamya.  "Inginkah kamu menjadi orang-orang yang saling mencintai?  Ufsyus salam  baynakum. Sebarkan kebahagiaan, keselamatan di antara kalian.  Seorang Muslim, dalam makna nabawi, dalam definisi profetik,  adalah orang yang misi hidupnya adalah menebarkan kebahagiaan, keselamatan.

Pada tataran realistik---dengan mengutip tulisan jalaluddin Rakhmat---salah satu kunci keberhasilan kepemimpinan Nabi Muhammad adalah; Pertama, Perhatian yang tulus; Kedua, Pandai memuji, memberikan reward; Ketiga, Kepemimpinan yang memberikan contoh, teladan. Yang semua ini merupakan refleksi dari kepemimpinan publik Nabi dengan mengadaptasi QS. Al-Fath [48]: 29 adalah, Pertama, keras dan tegas terhadap kekafiran (penyimpangan); (menegakkan aturan dengan tanpa pandang bulu atau tebang pilih). "lau anna Fathimata binti Muhammadin saraqat laqatha'tuha"; Kedua, kasih sayang terhadap sesama; (populis, berpihak kepada kepentingan public, selalu menjaga soliditas dan solidaritas, keragaman masyarakat memperkaya inovasi, perbedaan menjadi rahmat bukan menjadi laknat); 

Ketiga, selalu ruku' dan sujud; (rajin beribadah, rendah hati, giat bekerja, tulus, dan senantiasa berbuat semata karena Allah dan untuk kepentingan masyarakat banyak); Keempat, selalu mencari karunia dan ridha Allah; (kreatif menggali potensi sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM), cerdas menangkap peluang, taat dan patuh terhadap aturan, seimbang antara do'a dan ikhtiar, serta optimis atas rahmat dan ridha Allah); Kelima, bekas sujud Nampak di wajahnya; (kesalehan ritualnya memberi dampak pada kesalehan sosial, integritasnya sebagai muslim tercermin pada perilaku kesehariannya, yang selalu berpihak pada kepentingan dan kesejahteraan masyarakat)".

Sangat indah tulisan Husein Muhammad dengan menceritakan kembali cerita Khalid Muhammad Khalid dalam bukunya yang berjudul "Insaniyyat Muhammad", Kemanusiaan Muhammad.

Suatu hari seseorang laki-laki datang menemui Nabi. Dia belum pernah melihat wajah Nabi. Dia hanya mendengar nama Muhammad  dan mendengar kabar bahwa Muhammad  menghina Tuhan-tuhan kabilah Quraisy dan kabilah-kabilah yang lain. Dia juga sering mendengar tuduhan-tuduhan yang tak tak berdasar terhadap beliau. "Muhammad itu si gila, dukun, tukang sihir, dan sejenisnya".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun