Mohon tunggu...
Masduki Duryat
Masduki Duryat Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya seorang praktisi pendidikan, berkepribadian menarik, terbuka dan berwawasan ke depan. Pendidikan menjadi concern saya, di samping tentang keagamaan dan politik kebijakan--khususnya di bidang pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Bersatu, Utopiskah? (Analisis Buku Muhammadiyah itu NU: Dokumen Fiqh yang Terlupakan)

27 September 2022   10:39 Diperbarui: 27 September 2022   11:23 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Buku ini sangat menarik untuk ditelaah, dipelajari dan---bila perlu merekonstruksi---pemahaman keagamaan ummat, sehingga idealisasi ummat yang bersatu menjadi sebuah keniscayaan.

Walaupun penulisnya, Mochammad Ali Shodiqin ragu, galau---dalam bahasa Jawa disebut ewuh pakewuh---untuk membuka kembali dokumen Fiqih Muhammadiyah 1924. 

Dengan bahasa yang sangat indah ia mengilustrasikan "Dilema mendera antara dibuka atau tidak kotak misterius ini. Sedangkan malam gulita melarutkan angkara. 

Apakah kotak itu berisi matahari yang kita harapkan? Ataukah justru ular berbisa?" Lalu ia melanjutkan, "Kitab Fiqih Muhammadiyah 1924 itu seolah membeku di peti es. 

Membaca kitab itu serasa dihujani jarum. Menulis ulang kitab itu serasa tertusuk sembilu. Di sana ada ranjau yang bisa menjebak hawa nafsu. 

Lalu apa pentingnya kitab itu ditulis, jika tidak untuk dibuka kepada orang lain? Apa untungnya menggelapkan dokumen sejarah bagi anak keturunan sendiri".

Reaksi jelas akan muncul---tulus atau tidak---dengan membuka kembali dokumen fiqih ini. Tetapi penulisnya meyakini bahwa orang Muhammadiyah dan NU tidaklah seperti yang kita bayangkan. Mereka bukanlah manusia yang berbedak debu tebal yang baru menamatkan proses evolusinya di rimba belantara yang mengumpat dengan bahasa Tarzan.

Mereka adalah kaum beradab yang tidak perlu diperintah untuk mandi di hulu. Sebab, mereka bersih secara alami, seperti ikan di laut  yang lebih bersih daripada artis ibu kota. Mereka memahami al-Quran dan hadits dari dulu, sebab Islam telah memasuki wilayah Nusantara ribuan tahun lalu.

Metamorfosa Muhammadiyah

Kitab fiqih Muhammadiyah 1924 yang dikarang dan diterbitkan oleh bagian Taman Pustaka Muhammadiyah Yogyakarta tahun 1924, sesungguhnya bukan hanya warisan berharga bagi warga Muhammadiyah saja, melainkan juga warga NU. 

Isinya sama dengan kitab-kitab pesantren yang banyak diajarkan dalam dunia NU. Masalahnya hanya satu, bahwa tahun 1924 itu NU belum lahir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun