Mohon tunggu...
David Efendi
David Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Pegiat Kader Hijau Muhammadiyah

seorang warga biasa-biasa saja. Ingin berbagi sebagai bagian upaya memberikan arti hidup small act of Kindness. Pegiat Perpustakaan Jalanan Rumah Baca Komunitas yang memberikan akses bacaan, pinjaman buku tanpa syarat dan batas waktu. Belajar apa saja sebagai kontributor di www.rumahbacakomunitas.org

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Di Jogja, Gerhana Setiap Hari

9 Maret 2016   11:56 Diperbarui: 9 Maret 2016   14:43 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

9. Budget hotel, bintang 1, dan bintang 2 Juga mengalami kenaikan, di tahun 2009 hanya ada 10 hotel, di tahun 2015 ditambah yang sedang project, Jogja akan memiliki 37 hotel.

10. Jika dilihat secara general, dari hotel budget, bintang 1 sampai bintang 5, sekarang jumlah hotel di jogja (yang terdata PHRI) adalah 117 hotel.

11. umlah kamar total dijogja tahun 2015, termasuk hotel yang sedang project ada di angka 12.947. Tetapi yang running baru 9.316 Kamar, berarti akan ada tambahan 3.631 kamar di 2015 ini.

12. Persentase pertumbuhan kamar hotel di Jogja tertinggi pada tahun 2015, yakni 43.50%, terendah tahun 2010, hanya sebesar 12.61%.

Sangat meyakinkan dan akurat saya kira. Saya pun begitu percaya diri apalagi sejak setahun terakhir banyak misteri yang disebut " hotel tiban"~kita tak tahu kapan dibangun tetapi pagi sudah jadi seperti jamur yang muncul di pagi buta. Bagi penulis, ini adalah bagian parade membunuh jogja secara brutal dan siapa peduli? Apakah INI dibiarkan saja jogja kering nestapa, tenggelam oleh beton hotel? Semua keputusan ditangan semua orang yang sadar akan persoalan ini.

Menurut suatu ulasan, masih banyak fakta gila perhotelan di Jogja yang tak terberitakan. Apa yang diungkap hanyalah hotel yang terdata oleh Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI), belum lagi losmen, homestay, kostel, dan hotel yang belum terdata. Tentu, konsen kita soal hotel besar yang menyedot air besar yang membuat sumur kering dan kehidupan ekosistem terancam hidupnya.


Parade pembunuhan Jogja yang dilegalkan regulasi kaum teknokrat ini tak ubahnya adalah suatu seremonial kaum kapitalis serakah yang terus mendongkrak keuntungannya. Bank, mafia tanah, broker, preman juga menjadi bagian peserta festival membunuh Jogja.

Kota yang melas bergerak maju. Itu nampaknya yang menjadikan Jogja menjadi korban "serangan ora umum": Serangan pasar membabi buta menghancurleburkan tatanan pasar rakyat, tanah udara air rakyat, dan akal sehat denerasi muda.

Gerhana setiap hari di Jogja akibat bangunan hotel menghadang matahari terjadi terkadang tak terasa, malah banyak sibuk mencari gerhana di lokasi lainnya. Gerhana matahari total beberapa hari terakhir ini mengundang perhatian banyak khalayak. Seharusnya gerhana yang tiap hari terjadi disebabkan tertutupnya matahari karena menjamurnya hotel apartemen di Jogja mengundang banyak protes warga untuk melawan. Seperti yang selama ini disuarakan Urban Literacy Campaign dan #gerakanmembunuhjogja (LZA).

Ya, ada status yang banyak dishare di FB menuliskan:"...Gerhana matahari di Yogyakarta SUDAH SERING TERJADI yaitu fenomena terhalangnya cahaya matahari oleh bayang-bayang bangunan hotel bertingkat." Jogja ilang istimewane, jembar lan dhuwur hotel~le.

What must to be done?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun