Mohon tunggu...
M. Raditio Utomo
M. Raditio Utomo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Moslem | Sanguine Choleric | Acappella Enthusiast | Politics' Spectator | Kids Lover | Passionate Learner | Affiliated w/ @pandubudaya, @bestwannabe, @IKASSLAV\r\n

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ringkasan Novella “Cinta Pertama” Karya I. S. Turgenev

12 Juni 2014   16:53 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:05 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1402541431132217429

[caption id="attachment_341983" align="aligncenter" width="251" caption="(wikipedia.org)"][/caption]

Cinta Pertama... Kisah ini dibuka dengan perbincangan tiga lelaki paruh baya selepas santap malam. Mereka berbincang-bincang mengenai kisah-kisah cinta pertama. Tidak ada yang istimewa dari kisah-kisah cinta pertama dua lelaki yang lebih dahulu bercerita, begitu sederhana dan tidak begitu panjang. Tersisa seorang lelaki terakhir, ialah Vladimir. Akunya, ia tidak pandai bercerita, akan sangat menyebalkan dan membosankan apabila ia memaksa dirinya untuk melakukan itu. Vladimir meminta sedikit waktu untuk menceritakan kisah cinta pertamanya melalui tulisan. Seluruhnya setuju. Dua pekan setelah perbincangan di malam itu, ketiganya kembali berkumpul. Vladimir mulai membacakan apa yang telah ia tulis.

Ketika kisah itu dimulai pada tahun 1833, tepatnya  ketika Vladimir berusia 16 tahun. Ia bersama keluarganya menghabiskan musim panas di Moskow, menyewa rumah di sebuah desa. Sementara itu, di kala yang sama Vladimir muda sedang bersiap-siap untuk turut serta dalam ujian masuk universitas, meskipun, ia tak terlalu menginginkannya. Vladimir muda merasa tidak mendapatkan kasih sayang yang cukup dari keluarganya, meskipun ia adalah satu-satunya anak yang dimiliki keluarganya. Ayahnya tertutup, agak cuek, namun tetap ramah. Di sisi lain, ibunya hampir selalu sibuk. Karenanya, Vladimir muda cukup berjarak dari keluarganya. Namun demikian, ia cukup menikmati kesendiriannya.

Rumah yang disewa keluarganya memiliki dua pondokan kecil di sisi-sisinya. Pada suatu kala, seorang nyonya bangsawan yang kurang beruntung menempati pondokan yang kosong di sisi kanan rumah keluarga Vladimir muda. Nyonya bangsawan yang kurang beruntung itu datang bersama putrinya, Zinaida. Pada suatu sore, Vladimir muda berjalan di sekitar kebun, membawa senapan untuk membasmi gagak-gagak yang mengganggu kebun ayahnya. Ia terksesiap ketika melihat putri cantik yang dikaguminya sedang bermain-main bersama empat lelaki. Vladimir muda semakin berhasrat untuk mengenal Zinaida lebih jauh.

Vladimir muda segera mengenal Zinaida lebih intim melalui ibunya, si nyonya bangsawan yang kurang beruntung itu. Seorang nyonya yang tamak dan haus akan harta. Praktis, Zinaida menjadi magnet yang menarik orang-orang berpunya untuk sekadar bertandang ke rumahnya sembari membawa bingkisan kepada Zinaida. Vladimir muda kembali terpesona oleh Zinaida. Sulit bagi Vladimir muda untuk mengendalikan perasaannya. Zinaida pun benar-benar wanita yang sukar ditebak.

Kisah ini berakhir tragis... Vladimir muda akhirnya menemukan bahwa lelaki yang diinginkan oleh Zinaida adalah ayahnya sendiri, Pyotr Vasilevich. Tatapan terakhirnya kepada Zinaida terjadi ketika wanita yang dikasihinya itu akan meninggalkan kota. Dari jendela, Vladimir muda melihat Pyotr bertemu Zinaida. Kabar terakhir yang ia dengar, Zinaida telah menikah, namun akhirnya meregang nyawa ketika melahirkan anaknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun