Senin 22 Maret 2021 seperti biasa pelatihan menulis yang di mulai pukul 19.00 WIB ini sudah memasuki pertemuan yang ke 34 dan yang menjadi narasumber kali ini adalah seorang Bapak Kepala Sekolah yang menulis hampir setiap hari dan menyusun banyak buku. Buku-buku inilah yang mengantarkan beliau hingga memiliki pangkat IV.c sampai saat ini.Hobby menulis sudah beliau lakoni sejak tahun 1987, waktu jadi mahasiswa beliau sering menulis di majalah Pramuka dan mendapatkan honor Rp 7.000 kala itu dan saat itu dana sejumlah itu nilainya masih tinggi.
Pak Suparno merupakan alumni kelas menulis gelombang 3 dan beliau juga pernah menyampaikan materi pada gelombang 16 tentang bagaimana menyusun buku autobiografi.
Beliau tidak saja memberikan motivasi menulis kepada orang lain, tapi juga memotivasi anggota keluarganya untuk menulis. Hal ini bisa dilihat dari hampir semua anggota keluarganya memiliki buku karya sendiri. Istri beliau memiliki tiga buku solo, anak beliau bisa menghasilkan satu buku novel, sementara pak Suparno sendiri sudah menyusun 11 buku.
Bagi sosok kepala sekolah ini, menulis itu sudah menjadi kebutuhan harian karena beliau bisa merasakan manfaat langsung dari kegiatan menulis yang beliau lakukan diantaranya manfaat tersebut antara lain:
1. Bisa mencerdaskan otak
2. Menulis bisa membuat orang jadi terkenal
3. Menulis bisa menguntungkan dari segi fansial karena bisa mendatangkan uang.
4. Menulis bisa merubah masa depan
5. Menulis juga bisa memperoleh pahala jika tulisan yang kita buat bisa mendatangkan manfaat bagi orang lain.
6. Dari hasil tulisan yang kita buat, akan membuat kita selalu dikenang oleh generasi mendatang walau kita sudah meninggal dunia.
7. Menulis itu menyenangkan dan bisa menjadi terapi
Tidak lupa pak Suparno juga berbagi tips menulis kepada kita semua yaitu
1. Bergabung dengan gruf penulis
2. Berguru dengan penulis hebat
3. Berteman dengan penulis
4. Membaca karya penulis hebat
5. Serta membaca karya orang lain.
Menurut pengakuan Pak Suparno, beliau satu-satunya kepala sekolah yang mau menulis setiap hari walaupun ditengah kesibukannya menjadi kepala sekolah dan beliau tidak pernah mau ambil pusing dengan setiap tanggapan orang terhadap apa yang ia lakukan. Ia mengibaratkan layaknya matahari dalam keadaan apapun ia selalu memancarkan sinarnya.
Menuliskan setiap hari ibarat jarum jam dilihat atau tidak dilihat dia tetap berputar. Tetaplah berkaryalah walau tidak ada apresiasi dari mana pun karena ada yang maha membalas dari hasil jerih payah kita.
