Mohon tunggu...
Marulam Nainggolan
Marulam Nainggolan Mohon Tunggu... Penyuluh

Kementerian Agama Kota Medan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Yesus dan Moderasi Beragama (1)

2 Juni 2024   23:24 Diperbarui: 25 Juni 2024   11:58 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai Putra Allah yang turun ke dunia, sikap Yesus Kristus terhadap orang-orang yang berbeda keyakinan dan tradisi dengan-Nya sangatlah inklusif dan penuh kasih. Dia menunjukkan sikap hormat dan toleransi terhadap mereka, serta sering berinteraksi dengan mereka dalam roh kasih yang mendalam. Yesus adalah pribadi moderat yang selalu menempatkan posisi cara beragamanya dengan berimbang dan bersahabat.

Pertemuan dengan orang Samaria yang dikisahkan Injil Yohanes 4:1-42 merupakan contoh nyata betapa moderatnya Yesus. Orang-orang sebangsa-Nya tidak mau bergaul dengan orang Samaria karena perbedaan tradisi dan kebiasaan. Akan tetapi, Yesus mengambil inisiatif membuka dialog dengan wanita Samaria serta berbicara dengan penuh kasih dan hormat. Ia juga menawarkan air kehidupan yang abadi.

Jiwa moderat Yesus juga dapat dibuktikan ketika seorang perwira Romawi datang kepada-Nya meminta agar hambanya yang sedang sakit lumpuh yang sangat menyiksa disembuhkan (Mat 8: 5-13; Luk 7:1-10). Yesus terbuka dengan permohonan perwira itu sekalipun mereka berasal dari latar belakang yang berbeda. Yesus orang Yahudi sedangkan perwira itu orang Romawi, tentu saja berseberangan keyakinan dan tradisi.

Yesus juga terlibat dalam dialog dan diskusi dengan tokoh agama lain, seperti para ahli Taurat, orang Farisi, dan imam-imam di Bait Allah. Meskipun mereka sering kali memiliki pandangan yang berbeda dengan-Nya, Yesus tetap berbicara dengan mereka secara terbuka dan menghormati pandangan mereka, sambil tetap teguh pada kebenaran-Nya. Yesus tidak pernah memaksakan pandangan-Nya kepada lawan bicara.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan, Yesus adalah pribadi yang moderat. Cara beragama yang Ia pegang selalu teguh kepada ajaran dan aturan yang sudah baku, tetapi terbuka kepada orang yang berbeda keyakinan. Yesus memosisikan beragama secara adil dan seimbang, tidak condong ke salah satu ekstrem. Ia berdialog untuk menawarkan padangan kepada orang lain dan bukan memaksakan kehendak.

Sikap Yesus Kristus, yang penuh kasih dan inklusif terhadap orang-orang yang berbeda keyakinan dan tradisi, memberikan teladan yang kuat bagi umat Kristen dan bagi semua orang yang mencari contoh dalam menjalani kehidupan beragama dengan penuh kasih dan toleransi. Dengan mengikuti teladan Yesus, kita dapat membangun masyarakat yang lebih inklusif dan damai, di mana semua individu dihormati dan dihargai atas keberagaman agama dan kepercayaan mereka.***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun