Mohon tunggu...
Marudut Parsaoran Anakampun
Marudut Parsaoran Anakampun Mohon Tunggu... Penulis - Hidup harus berekspresi, menulis dan berpikir.

Perjalanan hidup sesorang dimulai dari titik nol dan terbentuk sendiri oleh alam dan lingkungan. Perjalan hidup akan membentuk jati diri dan karakter . tanpa disadari kita akan dipaksa untuk membuat suatu pilihan, pilihan itu yang akan menentukan siapa kita. jiwa dan raga akan berjalan beriringan namum tidak akan bersatu. tetapi dalam satu titik ada masa untuk bertolak belakang.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pemilukada Kabupaten Pakpak Bharat: Pilihan Boleh Beda, Kita Tetap Saudara

19 Juli 2020   14:48 Diperbarui: 19 Juli 2020   15:08 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
marudutparsaoran.simdif.com

Pilihan boleh beda, tapi kita tetap bersaudara. Sekilas pesan ini terdengar klise karena selalu muncul dalam setiap kontestasi politik, termasuk pemilihan Bupati dan wakil Bupati Pakpak Bharat. Tapi, jika melihat dinamika politik saat ini –yang menjurus pada kompetisi pragmatis di antara dua pihak berbeda pilihan politik, maka pesan tersebut perlu didengungkan kembali.

Pragmatisme politik dimaksud semakin mendekati pelaksanaan pilbup Pakpak Bharat yang bakal digelar desember 2020 nanti semakin terasa liar.

Adalah wajar jika pemilu yang dalam realisme politik berujung pada perebutan kekuasaan selalu diwarnai dengan kerasnya persaingan politik. Tetapi, jangan sampai pertarungan yang muncul menabrak koridor etika dan aturan politik, apalagi hukum. Bukan menjadikan pesta demokrasi ini sebagai arena konflik kekuasaan yang menjatuhkan satu sama lain.

Fakta-fakta tersaji saat ini bukan sekadar sebatas saling serang di antara tim sukses atau pendukung masing-masing pasangan calon Bupati dan wakil Bupati, tapi banyak diwarnai cacimaki dan bahkan saling fitnah melalui informasi hoaks, Terlepas siapa yang bermain di belakangnya, kondisi tersebut merusak keberadaban demokrasi.

Bukanlah malah membiarkan pragmatisme mengendalikan politik, dan bahkan bersama-sama menjerumuskan demokrasi itu sendiri. Namun, jadikan demokrasi itu wadah untuk mencari dan menilai apakah calon yang diusung memiliki kemampuan dan karisma dijadikan pemimpin.

Ke depankan adu gagasan.

Gagasan yang terpenting saat ini, apa yang akan di tawarkan oleh calon kandidat dilihat dari kondisi kabupaten Pakpak Bharat. 

Bagaimana calon pemimpin kelak memproyeksikan rencana strategis kabupaten Pakpak Bharat? Program kerja apa yang akan dilakukan untuk kemakmuran rakyat, nyata dan terukur. 

Bagaimana calon kandidat memaparkan strategi agar kecamatan Parlilitan, Humbang Hasundutan dapat terhubung dengan mulus ke kecamatan STTU Julu Kabupaten Pakpak Bharat. 

Demikian halnya daerah lainnya yang masih terisolir bukan hanya akses transportasi, namun terisolir dari kucuran anggaran dari pemerintah. Sebagai salah satu contoh, desa sibongkaras, salah satu desa terdekat dengan ibukota kabupaten namun desa ini sepertinya jauh dari peradaban.

Komitmen apa yang akan dilakukan oleh calon kandidat agar warga Pagindar dapat menikmati mulusnya akses jalan. Warga masih berjibaku dengan lumpur jika hujan turun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun